MALANGVOICE- Ajang lari maraton bergengsi, Tokyo Marathon 2025, yang diikuti ribuan pelari dan penonton, menuntut kesiapsiagaan medis yang optimal. Di garis terdepan pengamanan kesehatan, tim medis dari Kokushikan University memegang peranan penting dalam memastikan keselamatan peserta.
Salah satu anggota tim medis, dr Ali Haedar, Sp.EM, KPEC, FAHA, FICEP, dosen Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan dokter spesialis emergensi RSUD Saiful Anwar Provinsi Jawa Timur, turut ambil bagian dalam operasi medis tersebut.
Sebagai bagian dari Medical Standby Team Kokushikan University, dr Ali Haedar bergabung dengan tim yang terdiri dari mahasiswa paramedik, paramedis, perawat, dan dokter. Tim ini ditempatkan di berbagai titik strategis sepanjang rute maraton, siap merespons berbagai kondisi medis.

Komplotan Rampok Beraksi Pakai Bahasa Asing, Modus Tukar Uang di Gondanglegi
“Kami menempatkan First Aid Teams di sepanjang rute untuk memberikan respons cepat terhadap insiden kesehatan. Selain itu, tim Mobile First Aid yang terdiri dari paramedis bersepeda memungkinkan akses cepat di area yang sulit dijangkau ambulans,” ungkap dr Ali Haedar.
Dengan sistem Medical Control Room yang terhubung langsung dengan Tokyo Fire Department, koordinasi respons darurat berjalan efektif.
“Sistem ini memungkinkan kami memantau setiap kejadian secara real-time dan memastikan transfer pasien ke rumah sakit berjalan lancar,” tambahnya.
Dalam ajang ini, tantangan utama yang dihadapi adalah meningkatnya kasus akibat suhu tinggi, termasuk heatstroke dan dehidrasi. Tim medis juga berhasil menangani dua kasus henti jantung dengan intervensi cepat melalui penggunaan AED.
“Keberhasilan ini menunjukkan pentingnya edukasi masyarakat tentang pentingnya aksesibilitas AED dalam situasi darurat,” kata dr Ali Haedar.
Pengalaman dalam Tokyo Marathon 2025 memberikan wawasan berharga untuk perbaikan ke depan. Menurut dr. Ali Haedar, beberapa aspek yang perlu ditingkatkan adalah platform komunikasi antar-unit, kesadaran publik mengenai hidrasi dan pencegahan heatstroke, serta optimalisasi alokasi sumber daya medis.
Saat ini, dr Ali Haedar tengah menjalani Research Fellowship di Research Institute of Disaster Management and Emergency Medical System, Kokushikan University, Tokyo, sembari mengejar gelar Ph.D. di bidang Emergency Medicine di universitas yang sama.
Pengalamannya dalam ajang besar seperti Tokyo Marathon menjadi bagian penting dari risetnya di bidang Prehospital Emergency Care dan Disaster Medicine.
“Kami tidak hanya memberikan pelayanan medis, tetapi juga membangun budaya keselamatan dan kesiapsiagaan dalam setiap ajang besar. Saya bangga dapat menjadi bagian dari tim medis Kokushikan University di Tokyo Marathon 2025,” tutupnya.
Dengan keterlibatan aktif dalam berbagai kegiatan internasional, dr. Ali Haedar tidak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga terus berkontribusi dalam pengembangan sistem kegawatdaruratan medis di tingkat global.(der)