Rekomendasi 5 Kampung Tematik yang Menarik di Kota Malang

Kampung Warna-warni Jodipan Malang (Foto Gilatripgoodnewsfromindonesia.id)
Kampung Warna-warni Jodipan Malang (Foto Gilatripgoodnewsfromindonesia.id)

MALANGVOICE – Kota Malang selalu menjadi tujuan destinasi wisata para pelancong saat ingin berlibur. Cukup banyaknya tempat wisata yang menarik perhatian pastinya akan mempersulit wisatawan untuk memilih destinasi yang tempat untuk dikunjungi.

Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata, (Disporapar) Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, ada lima rekomendasi destinasi kampung tematik yang bisa dikunjungi para wisatawan saat ada di Kota pendidikan ini.

1. Kampoeng Heritage Kajoetangan

Kampoeng Heritage Kajoetangan terletak di Jalan Arif Rahman Hakim. Disana pengunjung dapat melihat bangun-bangunan kuno peninggalan zaman kolonial Belanda.

Di kampung Kayutangan ini pengunjung bisa mengunjungi 23 spot rumah bernuansa heritage. Tentu, sebagian besar bangunan masih memiliki desain arsitektur aslinya.

“Kampung Kayutangan Heritage yang melestarikan bangunan-bangunan kuno,” ujar Ida.

2. Kampung Warna Warni dan Kampung Tridi

Kampung Warna warni dan Kampung Tridi ini letaknya berseberangan berada di Kelurahan Jodipan. Dua kampung yang dibatasi oleh sungai berantas ini memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan namanya.

Di kampung warna-warni ada sekitar 107 rumah yang di cat dengan 17 warna yang beragam. Sehingga memunculkan kesan bersahabat serta menarik menjadi spot untuk berswafoto.

“Sedangkan di Kampung Tridi, pengunjung bisa menikmati indahnya gambar-gambar tiga dimensi yang juga Instagramable,” kata dia.

3. Kampung Glintung Water Street (GWS)

Kampung Glintung Water Street (GWS) merupakan wisata buatan pengembangan kawasan kampung urban farming dengan sistem Aquaponik.

Bertempat di RW 05, Purwantoro, Blimbing, Kota Malang, wisatawan juga bisa belajar terkait pengolahan sampah, pertanian, perikanan dan lainnya.

Menariknya, metode aquaponik yang dijalankan dengan alternatif menanam tanaman pangan dan memelihara ikan dalam satu wadah.

Disana wisatawan bisa menemukan beragam sayur dan beragam inovasi olahan dari hasil urban farming dengan sistem Aquaponik itu.

“Kampung Glintung Water Street merupakan Kampung Tangguh dengan budidaya ikan dan tanaman yang cocok untuk berwisata edukasi bersama keluarga,” tuturnya.

4. Kampung Budaya Polowijen

Di kampung Budaya Polowijen menampilkan beragam sentra industri kreatif seperti kerajinan topeng dan gerabah, kemudian seni pahat dan lain sebagainya.

Disini pengunjung yang datang cocok untuk belajar tentang sejarah dan seni di Kota Malang,” ucap Ida.

Pengunjung juga bisa belajar tentang sejarah kesenian seperti tari Topeng Malangan. Pengunjung juga bisa belajar membatik, serta kerajinan gerabah dan pahat jika tertarik.

5. Kampung Gribig

Kampung dengan kompleks makam Ki Ageng Gribig letaknya berada di Kelurahan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang. Lokasinya berdekatan dengan exit tol Madyopuro.

Disini, pengunjung yang datang bisa belajar tentang sejarah pemimpin di Malang terdahulu. Seperti terdapat makam Bupati Malang pertama Raden Tumenggung Notodiningrat I yang menjabat pada 1819 sampai 1839.

Kemudian Bupati Malang II Raden Ario Adipati Notodiningrat II dan Bupati Malang III Raden Ario Tumenggung Notodiningrat III juga dimakamkan di sini. Termasuk para kerabat para bupati lainnya juga dimakamkan di sini.

“Kampung Gribig merupakan kampung sejarah dan makam-makam Ki Ageng Gribik sebagai cikal bakal Kota Malang dan para Bupati Malang,” tandasnya.(der)