PTM 100 Persen di Kota Malang Mulai Diterapkan

Pembelajaran Tatap Muka (PTM), (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen di Kota Malang mulai diterapkan sejak Senin (10/1), sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri.

SMPN 20 Kota Malang menjadi salah satu sekolah yang menerapkan PTM 100 persen.

Bagian Kesiswaan SMPN 20 Kota Malang sekaligus guru mata pelajaran IPA, Liesdyah Iramita mengatakan penerapan protokol kesehatan (Prokes) tetap dijalankan selama PTM 100 persen.

Ia pun merasa sangat senang pembelajaran bisa berlangsung secara langsung dengan kapasitas 100 persen. Sebab, selama PTM terbatas diterapkan mendapatkan hasil yang kurang efektif.

“Tentu lebih efektif luring dengan 100 persen murid. Karena saat daring itu kita memetakan secara kasar, sehingga tidak maksimal pendekatan kita dengan anak,” ujarnya, Senin (10/1).

“Kadang saat melakukan daring, tak sedikit siswa-siswi yang tiba-tiba mematikan kamera. Tugas juga gitu, terkadang sampai jam sekian belum di kirim-kirim lewat WA (WhatsApp),” sambungnya.

Dalam PTM 100 persen di SMPN 20, diakui Liesdyah, dari 874 murid tidak semua-nya hadir di sekolah karena beberapa hal. Salah satunya disebabkan kondisi tubuh yang tidak fit atau sedang sakit.

“Jadi beberapa tidak bisa mengikuti PTM 100 persen. Sedangkan satu anak izin sakit dan satu anak lagi saat pengecekan suhu ternyata tinggi sehingga diarahkan untuk pulang bersama orang tuanya,” jelasnya.

Bagi murid yang tidak bisa menghadiri PTM 100 persen, SMPN 20 masih memberikan dispensasi dengan memfasilitasi pembelajaran secara daring.

“Sebelumnya kita juga rapat koordinasi dengan wali murid. Dan sesuai hasil rapat itu kita tetap melayani daring,” kata dia.

Sementara itu, salah satu siswi Kelas 9 di SMPN 20 Kota Malang, Calya Faustina, merasa sangat senang bisa menjalani PTM 100 persen.

Ia mengaku dengan adanya PTM 100 persen juga menjadi waktu untuk bertemu dan belajar bersama teman-teman-nya dalam satu kelas.

“Biasanya kan guru ngajar disini dan disana. Kadang materi gak seimbang gitu. Kalau sekarang kan kita 31 anak itu duduk bareng satu kelas,” tandasnya.(der)