MALANGVOICE – Pabrik Rokok Cakra saat ini sudah mempekerjakan puluhan pegawai yang memiliki keterbatasan diri atau biasa Difabel.
Human Resource Development (HRD) Pabrik Rokok Cakra, Rika Lestari mengatakan, PR Cakra sudah mempekerjakan sebanyak 25 orang pekerja Difabel. Namun, dari jumlah tersebut yang bertahan hingga saat ini hanya 12 orang, dan mayoritas penyandang tuna rungu dan tuna wicara. Hanya satu orang yang mengalami tuna daksa.
“Kami sudah setahun lalu memperkerjakan difabel. Dari 25 orang pekerja difabel ini yang bertahan tinggal 12 orang. Mayoritas mereka bisu dan tuli. Tapi kinerja mereka sangat baik,” ucapnya, saat ditemui awak media, Selasa (4/8).
Menurut Rika, dari 25 orang difabel yang pernah diterima kerja, kemampuannya bisa dikatakan sama dengan pekerja lain.
“Secara mental mereka ini lebih kuat ya, dan produktivitas mereka dalam bekerja ini melebihi orang yang normal. Hingga kini, kami masih menerima pekerja difabel. Syaratnya yang penting mau bekerja dan usia tidak lebih dari 35 tahun,” jelasnya.
Sedangkan, lanjut Rika, 12 orang penyandang Difabel tersebut, kini ditempatkan pada bagian Sigarete Kretek Mesin (SKM) bagian pengebalan. Atau mengemas hasil rokok menggunakan kertas karton dan kardus. Memang, untuk para Difabel ini harus ada penanganan khusus. Termasuk ruang kerja mereka, harus disesuaikan dengan kondisinya. Akan tetapi, mereka juga tetap mempunyai hak yang sama seperti pekerja normal lainnya.
“Produktifitas mereka ini sangat tinggi ya. Mungkin karena tidak pakai ngobrol seperti orang normal, sehingga bekerjanya cepat. Pokoknya kerja terus, mereka kita tempatkan dibagian ngebal. Tapi untuk BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan seluruhnya mereka dapat. Jam kerja juga sama, per satu sif jam kerja mereka 8 jam. Hak-hak para difabel juga sama seperti orang normal. Termasuk upah mereka juga sesuai UMK,” tandasnya.
Di kesempatan itu, Bupati Malang HM Sanusi mengapresiasi Pabrik Rokok Cakra yang telah memberi kesempatan pada buruh Difabel untuk bekerja, apalagi etos kerja dan produktivitas pegawai difabel sehari-hari ini tidak kalah dengan orang normal.
“Sekarang mereka malah membuka lowongan lagi bagi pekerja Difabel, butuh 5 sampai 10 orang lagi,” ungkapnya.(der)