Positif Difteri, Kota Batu Vaksinasi Ribuan Pelajar

Siswa- siswi SDN Ngaglik 01 tampak cemas hendak disuntik, Kamis (15/2). (Aziz / Ramadani)
Siswa- siswi SDN Ngaglik 01 tampak cemas hendak disuntik, Kamis (15/2). (Aziz / Ramadani)

MALANGVOICE – Sejumlah 55.769 pelajar se-Kota Batu jadi sasaran vaksinasi. Sebab, Pemkot Batu menetapkan kondisi luar biasa (KLB) kasus difteri.

Diketahui sepanjang tahun 2017 tercatat ada sekitar 14 orang menunjukkan gejala difteri di Kota Batu. Dari 14 orang itu, satu di antaranya positif terjangkit virus difteri.

Tepatnya, akhir Januari lalu Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko menetapkan status KLB terkait kasus penyakit difteri. Untuk mencegah hal tersebut, sejumlah 55.769 pelajar mendapatkan outbreak response immunization (ORI) serentak selama Februari ini.

Hari ini (15/2) jadwalnya SDN Ngaglik 01 mendapatkan penanganan ORI dari Puskesmas Sisir. Sebagian besar siswa dari total 509 (kelas I-VI ) sebelum suntik vaksin difteri, terlihat cemas. Mereka takut dengan jarum suntik. Bahkan beberapa siswa mencari-cari alasan agar tak mengikuti pelajaran selanjutnya.

Siswa- siswi SDN Ngaglik 01 tampak cemas hendak disuntik, Kamis (15/2). (Aziz / Ramadani)
Siswa- siswi SDN Ngaglik 01 tampak cemas hendak disuntik, Kamis (15/2). (Aziz / Ramadani)

“Tangan saya ndak bisa buat nulis Bu,” kelit salah satu siswa usai divaksin.

Puskesmas Sisir memiliki target penanganan ORI total ada 21.118 anak. Februari ini memang dilaksanakan imunisasi secara serentak di Kota Batu. Selain bulan Februari Imunisasi digelar pada Juli, dan November 2018.

“Jadi kami sudah punya target, untuk wilayah puskesmas Sisir sendiri ada 21.118 anak yang harus diberika ORI hingga akhir Februari mendatang,” kata Nova Arisma Rahmawati, dokter umum Puskesmas Sisir.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Batu Drg Kartika Trisulandari menjelaskan, saat ada yang positif terjangkit difteri, pihaknya langsung memberikan outbreak response immunization (ORI). ORI ini merupakan upaya untuk mencegah penularan difteri. Mengingat penyebarannya bisa melalui udara dan kontak langsung dengan penderita.

“Apalagi sebelumnya sudah ada satu yang terjangkit. Sehingga harus segera melakukan ORI. Sasaran ORI ini untuk usia 1-19 tahun,” tutupnya.(Der/Ery)