Polisi dan Dishub Cari Penyebab Laka Minibus Maut di Klemuk

Petugas dari Dishub Kota Batu melakukan pengumpulan data kondisi Jalan Klemuk Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Senin (5/6). (Abdul Aziz)
MALANGVOICE- Penyebab kecelakaan mini bus rombongan koperasi asal Kabupaten Kediri di Jalan Klemuk Songgoriti, Jumat lalu (2/6), masih belum menemui titik terang. Ditambah lagi, supir mini bus nopol S 7197 W, Purna Susanto, ikut tewas dalam kejadian nahas tersebut.
Kanit Laka Lantas Polres Batu, Ipda Anton Hendri mengatakan, belum ditemukan indikasi kendaraan rusak sebelum kecelakaan terjadi. Sehingga bisa disimpulkan sementara tidak ada masalah teknis yang dialami mini bus tersebut. “Kemungkinan karena beban penumpang dari kapasitas maksimum 16. Penumpangnya terlalu banyak ada 17 termasuk supir,” kata Anton ditemui MVoice di ruang kerjanya beberapa saat lalu.
Akibat kelebihan beban, lanjut Anton, kendaraan melaju tak stabil. Apalagi kondisi jalan turunan yang cukup curam. “Hal ini bisa dilihat dari temuan pada kampas rem  seperti gosong terbakar,” bebernya.
Namun, masih kata Anton, indikasi temuan tersebut masih perlu dikuatkan bukti lain. Oleh karena itu pihaknya bekerja sama dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Batu mencari bukti tambahan. “Hari ini tim dari Dishub dan Polres melakukan pendalaman data di TKP (tempat kejadian perkara),” tukas mantan Kanit Turjawali Satlantas Polres Batu ini.
Sementara itu, Penguji Pelaksana Lanjutan UPT Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub Kota Batu, Ahmad Badik mengatakan, dari pemeriksaan kendaraan mini bus, memang tidak ditemukannya kerusakan teknis ataupun pada mesin sebelum kecelakaan. Pemeriksaan di TKP Jalan Klemuk untuk mencari kemungkinan adakah faktor jalan yang menjadi penyebab. “Mesin tidak ada masalah, bisa jadi pengemudi tidak menguasasi medan,” ujar Badik.
Namun, diakui Badik, kategori mini bus atau bus kecil memang dilarang melintasi jalan alternatif penghubung Pujon Kabupaten Malang dan Kota Batu. Dalam aturan, menurutnya, selain truk, kendaraan dengan muatan lebih dari 8 orang penumpang dilarang. “Kami akan terus mencari penyebab pastinya. Bisa juga nanti kami mendatangkan tim ahli,” pungkasnya.