Polisi Dalami Kejiwaan Pelaku Penyekap Empat Orang di Pakis

Proses evakuasi korban dan pelaku. (Istimewa).
Proses evakuasi korban dan pelaku. (Istimewa).

MALANGVOICE – Polisi masih mendalami kasus drama penyekapan empat anak yang dilakukan Artimunah (64) warga Dusun Purworejo, Desa Banjarejo, Pakis.

Polisi kini sudah membawa pelaku dan empat anaknya ke RSJ Lawang, yang selanjutnya menunggu hasil observasi psikater dari pihak RSJ.

“Kami belum bisa memastikan, pelaku ini apakah mengalami sakit jiwa atau bukan. Kami masih menunggu hasil observasi psikiater dulu. Soal berapa lama disekap dalam kamar rumah, kata warga memang cukup lama, sepuluh tahun hingga lebih. Kami belum memeriksa secara detail terkait itu,” ungkap Kapolsek Pakis, AKP Sutiyo.

Menurut Sutiyo, pihaknya waktu itu lebih memperhatikan kondisi empat anak yang diduga di sekap ibu kandungnya, dan kini sudah berada di RS Jiwa Lawang, dan belum bisa memastikan apakah ibu kandungnya mengalami sakit jiwa atau depresi.

“Yang jelas keempat anaknya ini disekap dalam kamar. Dua orang di kamar belakang, dan dua orang lagi di ruang tengah. Mereka dikunci dari luar oleh ibunya,” jelasnya.

Mantan Kanit IV Tipikor Polres Malang ini menceritakan, terbongkarnya kasus ini setelah pihaknya bersama Muspika Pakis, mendatangi rumah di Dusun Purworejo, Desa Banjarejo, Pakis milik pelaku.

“Setelah kami datangi, yang bersangkutan sempat menolak membukakan pintu. Kita negosiasi dan pastikan bahwa kami akan membantu mereka memperoleh hak hidup lebih baik. Akhirnya ibunya mau membukakan pintu,” ulasnya.

Setelah pintu kamar dibuka, polisi segera mengevakuasi seluruh penghuni rumah menggunakan mobil ambulance. Selanjutnya, seluruh penghuni rumah dibawa ke RSJ Lawang untuk memperoleh penanganan medis dan observasi.

Keempat korban yang disekap yakni atas nama Asminiwati (45), anak nomer satu Lalu Titin Yuliarsih (42) anak nomer dua. Virnawati (40), anak nomer tiga. Dan Anis Mufidah (36), anak nomer empat.

“Mereka ini satu keluarga. Suaminya sudah meninggal dunia tiga tahun lalu. Selama dikurung dalam kamar, ibunya juga memberi makan. Tapi setelah itu pintu kamar dikunci lagi,” pungkasnya.(Der/Aka)