MALANGVOICE – Apakah Anda sering merasa sesak di perut, mulas, kembung, diare, atau sering buang gas di saat makan atau beberapa jam setelah makan?
Menurut Amalia Achmad, seorang dietitian yang praktik di Perumahan Griya Santha Malang, itu merupakan pertanda bahwa Anda baru saja mengonsumsi makanan yang sulit dicerna.
“Sepotong gorengan mengandung banyak lemak yang sulit dicerna oleh usus. Apalagi jika minyak yang digunakan untuk menggoreng adalah minyak jelantah. Karena sudah digunakan berkali-kali, minyak jelantah sudah teroksidasi,” kata Lia.
Ia menambahkan, soft drink atau minuman bersoda juga dapat mengiritasi kerongkongan dan lambung. Akibatnya, kadar asam di lambung ‘rasanya’ meningkat, seperti gejala radang lambung (maag). Padahal, yang sebenarnya terjadi, perut terisi penuh oleh zat asam.
Makanan susah dicerna lainnya adalah permen karet. Kandungan gula dan alkohol yang banyak ditemukan dalam permen karet dapat mengganggu kinerja usus dalam mencerna makanan.
“Secara kimiawi, gula dan alkohol tidak dapat dicerna oleh metabolisme tubuh sekaligus. Karena itu, keduanya akan langsung dikirim ke usus besar. Artinya, percuma memakannya,” tandasnya.
Kalau bisa, lanjutnya, hindari memakan bagian berwarna putih pada daging sapi. Bagian ini mengandung jaringan ikat, sehingga sulit dicerna tubuh. Sebelum turun ke feses, daging ini akan bertahan lama di lambung.
Jika terpaksa mengonsumsinya, sesudahnya usahakan untuk makan buah berserat tinggi untuk mengurangi risiko gangguan perut.