Pemkot Malang Terus Tingkatkan Keterlibatan Sekaligus Pemberdayaan Perempuan

Keterlibatan perempuan membuat masker dari pelaku IKM dan UM Kota Malang. (Istimewa)

MALANGVOICE – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dalam mendorong untuk menciptakan kota yang inklusif dan ramah perempuan, telah dilakukan berbagai upaya melalui program-program pemerintah.

Salah satunya telah dilakukan Badan Perencanaan, Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Malang, melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tematik Perempuan untuk tahun 2022.

Didalamnya membahas tentang peran penting yang dimiliki perempuan dalam membantu membangun kota.

Hal itu juga didukung secara demografis, dimana untuk jumlah penduduk perempuan di Kota Malang lebih banyak sebesar 50,24 persen dibandingkan penduduk laki-laki sejumlah 49, 76 persen.

Perempuan yang mengikuti Musrenbang ini sendiri telah melibatkan seluruh komponen, baik komunitas, kaum perempuan dan lain-lain. Sehingga nantinya seusai mengikuti Musrenbang ini nantinya bisa segera di aplikasikan secara langsung di kehidupan sehari-hari.

“Agar perempuan memperoleh peran yang sama dalam pembangunan dan memperoleh hak yang sama untuk merasakan hasil pembangunan di Kota Malang,” ujar Kepala Bappeda Kota Malang, Dwi Rahayu saat dihubungi, Rabu (21/4).

Kominfo Pemkot Malang
Kominfo Pemkot Malang

Dwi menjelaskan, jika perempuan itu memiliki lima hak utama, antara lain hak dalam ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan, perkawinan, Keluarga, dan hak dalam kehidupan publik maupun politik.

Lebih lanjut, berkaitan dengan upaya pemberdayaan perempuan khususnya di Kota Malang sendiri terus di gerakkan.

Salah satunya melalui pelatihan menjahit yang dilakukan oleh Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang untuk membentuk peserta perempuan yang sebelumnya telah disaring dari tingkat kelurahan bisa terampil dan berdaya saing tinggi.

“Dengan menjahit ini pertimbangan kami agar perempuan yang kami berdayakan bisa mencari uang dengan menghasilkan sebuah karya berdasarkan ketrampilan yang mereka miliki,” ujar Kepala Dinsos P3AP2KB Kota Malang, Penny Indriani saat diwawancarai MalangVoice.com.

Pelatihan menjahit hingga saat ini masih terus berlangsung dan prosesnya dilakukan secara bertahap dari dasar hingga peserta bisa dianggap mahir dan bisa berpenghasilan sendiri.

Namun pendampingan yang diberikan Dinsos P3AP2KB Kota Malang tidak hanya berhenti disitu. Melainkan juga memberikan fasilitas atau sarana prasarana bagi peserta yang ingin menghasilkan produk untuk dijual namun tidak memiliki peralatan.

“Bagi mereka yang sudah mahir dan tidak memiliki alat kami tetap memfasilitasi mereka. Alat jahit semua sudah tersedia di kantor. Tinggal dipakai saja. Jadi gak sia-sia setelah peserta ini bisa,” imbuhnya.

Selain pelatihan menjahit, ada juga program sekolah Kartini sebagai tempat untuk memberikan pendidikan perempuan.

Sekolah Kartini yang saat ini dijalankan di kecamatan Sukun, Kota Malang ini terdiri dari 40 murid yang dibagi menjadi dua kelas. Pertama kelas A khusus untuk perempuan berusia 17-22 tahun dan kelas B untuk perempuan berusia 22-30 yang sudah menikah.

“Sesuai dengan keinginan pak Wali, dengan adanya sekolah kartini ini diharapkan perempuan bisa mandiri dan dapat mempersiapkan diri sebelum menikah maupun sesudah menikah,” ucapnya.

Dari dua kelas itu terdapat materi yang berbeda. Untuk kelas A diajarkan tentang persiapan sebelum menikah. Sedangkan Kelas B diberikan materi terkait cara menjadi ibu rumah tangga saat sudah menikah dan materi tentang pendewasaan.

“Biasanya pertemuan dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu. Ini saat ini sedang berjalan. Mudah-mudahan ke depan kami bisa melanjutkan lagi sekolah kartini ini di lima kecamatan di Kota Malang,” kata dia.

Sementara itu, Penny menambahkan jika sebenarnya masih ada satu program lagi untuk memperingati hari Kartini, namun belum bisa terlaksana karena terdampak pandemi covid-19, yaitu program perempuan inspiratif.

Dimana dalam program tersebut nanti terdapat perempuan yang telah disaring dari tiap kelurahan, kemudian diberikan penghargaan dan kembali diberdayakan kembali sesuai dengan bidangnya.

“Sementara program perempuan inspiratif kami tunda dulu di April ini karena masih pandemi. Tapi bisa juga nanti kami jalan kembali saat Hari Ibu,” tandasnya.(der)