MALANGVOICE – Hari prtama pelaksanaan ajang bertajuk ‘Festival Mie, Bakso, dan Mendem Duren’, Jumat (13/4) langsung menyedot antusias warga. Ratusan manusia tumplek blek di sepanjang Jalan Gajahmada, tempat digelarnya ajang yang berlangsung hingga Minggu (15/4) itu.
Festival ini sendiri dimeriahkan 60 stan penjaja durian serta 40 stan mie dan bakso. Peserta tidak hanya berasal dari Kota Malang, melainkan juga dari sejumlah daerah sekitar seperti Kabupaten Malang, Kota Batu, Blitar, dan Pasuruan.
Dalam Festival ini ada juga lomba masak yang diikuti peserta dari Kelurahan Kiduldalem sebagai tuan rumah dan dibagi menjadi 20 grup. Hasil dari lomba masak ini setelah dinilai, dibagikan untuk masyarakat umum.
Sejumlah warga pun mengaku senang sempat berkunjung dalam event ini. “Saya baru tahu saat kebetulan lewat, jadi mampir dan ternyata banyak makanan favorit saya. Durian enak sekali,” kata Firdausi, belia asal Klojen.
Ini membuktikan, walaupun Kota Malang tidak memiliki lahan perkebunan buah durian, namun warga Kota Malang mempunyai animo yang sangat tinggi. Mereka begitu menikmati lezat dan legitnya buah durian yang bahkan berasal dari luar Kota Malang.
Wisata kuliner akhir-akhir ini memang semakin populer bagi kalangan wisatawan. Dengan beragam menu makanan, terutama menu khas daerah, menjadikan primadona dalam berwisata. Bahkan menu yang sebelumnya jarang atau tak pernah dikenal, mendadak menjadi menu makanan yang dicari banyak orang.
Hal ini menjadi peluang untuk mengembangkan wisata kuliner di Indonesia. Demikian pula dengan Kota Malang yang memiliki keunikan makanan khas daerah seperti bakso yang sudah terkenal di seluruh pelosok Indonesia.
“Oleh karena itu, apresiasi positif saya sampaikan atas digelarnya kegiatan ini yang tidak saja dapat memanjakan selera dan tingginya cita rasa akan bakso, mie dan duren bagi masyarakat Kota Malang dan sekitarnya, namun juga sebagai media untuk mempromosikan kuliner khas Kota Malang”, ujar Pjs Wali Kota Malang, Wahid Wahyudi.
Terpisah, pedagang yang terlibat sebagai peserta juga mengaku senang. Betapa tidak, pendapatan mereka meningkat drastis dibandingkan hari-hari biasa.
Mak Sujati misalnya, rela jauh-jauh dari Ngantang untuk ikut berjualan dalam ajang ini. Dalam event ini, dia menjajakan beragam jenis durian seperti petruk, manalagi, montong, lokal, dan bajul.
“Yang jelas laku banyak sekali. Harganya mulai Rp 25 ribu sampai ratusan ribu. Yang saya bawa rata-rata masak di pohon,” pungkasnya.(Coi/Aka)