Natal, Penjualan Cemara di Kota Batu Stabil

Petani Cemara Desa Sidomulyo, Kota Batu Suwarni (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Pada perayaan natal hingga pasca natal tak berhasil mendongkrak penjualan cemara. Tumbuhan yang biasa digunakan sebagai pohon natal ini tak memiliki peningkatan permintaan dibandingkan hari biasa.

Seperti yang diungkapkan salah satu petani cemara, Suwarni yang berada di Desa Sidomulyo Kecamatan Batu, Sabtu (26/12). “Sama aja, tidak ada peningkatan apa-apa. Karena pandemi mungkin jadi tidak semeriah perayaan sebelumnya,” jelasnya.

Dalam seminggu dia bisa menjual seratus hingga seratus lima puluh polybag cemara. Dengan harga Rp 12,5 ribu setiap polybagnya.

Omzet yang menurun tidak membuatnya patah semangat. Dia tetap menanam tumbuhan yang banyak diminati sebagai dekorasi ini. Musim hujan menurutnya sangat membantu.

Cemara yang tahan akan kadar air tinggi tak membuatnya mudah busuk. “Pohon ini kuat. Jadi yang penting di pupuk teratur saja sudah sehat,” paparnya.

Pemupukan dilakukan rutin dalam kurun waktu 15 hari sekali.
Sedangkan untuk penyiraman dilaksanakan setiap hari sekali.

Perawatan selain itu tentu juga ada. Pohon yang sudah tumbuh kurang lebih 30 centimeter akan dipotong. Hal tersebut supaya daun dan dahan yang ada berbentuk rindang, tidak hanya menjulang ke atas.

Pembelinya yang datang rata-rata berasal dari Surabaya, Banyuwangi dan Jawa tengah. Kualitas pohon yang bagus membuat para tengkulak selalu berburu tanaman hias di Kota Batu.

“Harapan saya supaya para petani bisa lebih diperhatikan lagi. Pandemi juga segera berakhir agar penjualan lebih lancar,” tutupnya.(der)