Merawat Ingatan, Aktivis Perempuan Nyekar Makam Munir di Kota Batu

Aktivis Suara Perempuan Desa Kota Batu nyekar dan kirim doa di makam Almarhum Munir Said Thalib, TPU Kelurahan Sisir, Jumat (7/9). (Aziz Ramadani/MVoice)

MALANGVOICE – Aktivis Suara Perempuan Desa (SPD) nyekar dan kirim doa untuk Almarhum Munir Said Thalib di TPU Kelurahan Sisir, Jumat (7/9). Hal ini juga sebagai bagian peringatan 14 tahun kasus pembunuhan Munir yang masih belum tuntas siapa dalang utamanya.

Dua aktivis SPD memanjatkan doa dengan membaca Surat Yasin dahulu. Selanjutnya tabur bunga dilakukan di pusara pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) tersebut.

“Setiap hari meninggalnya Almarhum Munir, 7 September, selalu nyekar dan kirim doa di sini. Tujuannya juga merawat ingatan bahwa intelektual pembunuhan Munir belum tertangkap dan belum dimintai pertanggungjawaban,” kata Ketua SPD Kota Batu Salma Safitri.

Negara, lanjut dia, masih berhutang atas pengungkapan kasus pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) berat dan pembunuhan secara sewenang-wenang tersebut. Termasuk juga kasus-kasus kekerasan lainnya.

“Dalam konteks kekinian, kasus kematian Munir harus jadi penanda untuk mengkritisi bahwa proses bernegara tidak boleh melanggengkan pelanggaran HAM,” tutup perempuan akrab disapa Fifi ini.

Perlu diketahui, aktivis HAM Munir meninggal di dalam pesawat Garuda GA-974 pada 7 September 2004 dalam perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Setelah dilakukan penyelidikan, Munir rupanya tewas dibunuh akibat racun arsenik.

Setelah penyelidikan, kepolisian menetapkan pilot Garuda Indonesia Pollycarpus Budihari Priyanto menjadi tersangka pembunuhan pada 18 Maret 2005. Majelis hakim Pengadilan Negeri Pusat memutus ia bersalah dan menghukumnya 14 tahun penjara pada 12 Desember 2005.
(Hmz/Ulm)