MALANGVOICE— Suasana penuh khidmat menyelimuti halaman Mapolsek Lawang pada Sabtu malam (18/10). Ratusan warga dari berbagai latar belakang tumpah ruah dalam acara doa bersama dan sholawat bertajuk “Memayu Hayuning Projo lan Negari”, yang bermakna memperindah serta menjaga keharmonisan negeri.
Kegiatan yang digagas Ansor Ranting Lawang bersama komunitas MARTA (Masyarakat Setara) ini menjadi wadah pertemuan lintas elemen—tokoh agama, pemerintahan, komunitas lintas iman, hingga masyarakat umum—dalam satu semangat besar: meneguhkan toleransi, solidaritas, dan kepedulian sosial.
Acara tersebut dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Nur Soleh Hidayat, S.STP., MAP. (Camat Lawang), AKP. H. Moh. Lutfi, SH., M.Si. (Kapolsek Lawang), Sukarim (Perwakilan Danramil Lawang), Bambang Puji R. (Lurah Lawang), KH. Abdul Hamid Ibrahim, S.Pd. (Rois Syuriah MWC NU Lawang), Gus Suliyadi (Penasehat GP Ansor Lawang), Gus Faiz, S.Pd. (Pengasuh Ponpes Al-Mutaqim), dan Ustad Subchan Asy’ari (Ketua PAC Ansor Lawang).
Syafiq Sauqi Jabat Ketua GP Ansor Jatim, Wali Kota Malang Optimistis NU Semakin Berkiprah
Tak ketinggalan hadir pula perwakilan dari berbagai organisasi dan komunitas, seperti GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, Aremania Korwil Lawang, serta Pemuda Gereja GKJW (diwakili Catur/Arif). Beragam komunitas seperti ARELA, Komunitas Ojek Lawang, Majelis Padange Ati, Sinau Urip, RS Lawang Medika, dan AMMPI (dipimpin Yoga) turut serta memeriahkan acara ini. Kehadiran mereka menjadi bukti nyata bahwa semangat persatuan dan cinta Tanah Air masih hidup dan menyala di tengah masyarakat Lawang.
Dalam sambutannya, para tokoh menegaskan pentingnya menjaga keharmonisan antarumat dan antar-komunitas sebagai dasar terciptanya perdamaian serta kesejahteraan bersama. Tak sekadar menjadi ajang doa, kegiatan ini juga mengandung misi sosial yang konkret: rencana bedah rumah bagi warga kurang mampu yang akan dijalankan secara bertahap ke depan.
Tiga pemateri—Ustad Adam, Lifza Syah Pahlevi, S.AP., dan Ahmad Bagus Saifullah, S.H., M.H.—turut memberikan pencerahan mengenai pentingnya peran masyarakat dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan, gotong royong, dan kepedulian sosial di tengah dinamika zaman.
Menjelang akhir acara, KH. Abdul Hamid memimpin doa bersama yang diiringi lantunan sholawat. Doa tersebut dipersembahkan tidak hanya untuk keselamatan bangsa, tetapi juga secara khusus untuk para korban tragedi Kanjuruhan. Suasana hening dan haru menyelimuti, menghadirkan momen kebersamaan yang sarat makna—bahwa Lawang bukan hanya bersatu dalam damai, tetapi juga dalam empati dan kemanusiaan.
“Memayu Hayuning Projo lan Negari bukan sekadar doa bersama,” ungkap salah satu panitia. “Ini panggilan hati bagi seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga harmoni, mempererat silaturahmi, dan bergerak nyata membangun negeri.”
Dari Lawang, semangat kebersamaan itu menggema—menyampaikan pesan kuat tentang persatuan, toleransi, dan kasih sayang untuk seluruh Indonesia.(der)