Menteri Pertanian Dorong Mahasiswa UB Majukan Pertanian Indonesia

Kuliah tamu Mentan di Widyaloka UB. (Istimewa)

MALANGVOICE – Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, mengajak para mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang menjadi petani sukses.

“Saya tekankan bahwa peran mahasiswa sebagai generasi muda sangat penting dalam memajukan pertanian berbasis teknologi sehingga Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia,” katanya saat memberikan kuliah tamu bertemakan Membangun Pertanian Mandiri dan Berkrlanjutan di Era Industri 4.0, di Gedung Widyaloka UB, Jumat (25/5).

Pada kuliah umum itu, Amran menceritakan pengalamannya selama menjadi bagian Kabinet Kerja sejak 2014. Salah satunya mengenai terobosan yang dilakukan dan capaiannya seperti merombak regulasi terkait pengadaan karena mekanisme tender membuat bantuan sarana produksi kepada petani menjadi mubazir dan serba terlambat.

“Anggaran keluar Januari, empat bulan tender. Selesai panen, baru traktor diterima petani, sehingga sia-sia. Tikus datang dan hujan datang saja tidak nunggu tender loh,” katanya.

Hal tersebut mendorongnya menemui Presiden Joko Widodo dan meminta regulasi pengadaan barang/jasa diubah. Ia juga mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang bertujuan penyimpangan dapat dihindari dan anggaran tidak diselewengkan, sehingga Kementan berhasil memperoleh penghargaan anti-gratifikasi.

“Alhamdulillah Kementerian Pertanian mendapat penghargaan sebagai Kementerian bebas gratifikasi 2017,“ imbuhnya.

Kuliah tamu Mentan di Widyaloka UB. (Istimewa)

Terobosan lain yang dilakukan yakni meningkatkan alokasi anggaran untuk petani langsung, sehingga konsekuensinya anggaran seminar, peresmian, pengadaan, dan uang perjalanan dinas alokasinya dicabut.

Amran juga mendorong peneliti pertanian lebih giat melakukan riset dan berinovasi, sehingga pemerintah dapat memajukan pertanian nasional, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Kementan yang dipimpin Amran juga memaksimalkan lahan menganggur, seperti tadah hujan yang bertujuan meningkatkan produksi dalam negeri serta merealisasikan visi Lumbung Pangan Dunia 2045.

“Perubahan ini tugasnya mahasiswa dan dosen. Jangan takut dengan kegagalan,” tuturnya.

Ia berharap mahasiswa mampu merawat, bahkan meningkatkan program-program pertanian sehingga mampu menjaga negara Indonesia di bidang kedaulatan pangan.

“Lakukan penelitian-penelitian yang dapat melahirkan penemuan-penemuan baru untuk menyempurnakan pertanian di Indonesia,” pungkasnya. (Der/Ery)