Mbois Pol, Pariwisata Kota Batu Libur Lebaran Hasilkan Rp225 Miliar

Industri pariwisata Kota Batu berangsur-angsur pulih selama libur lebaran. Diperkirakan tingkat kunjungan mencapai 500 ribu wisatawan. (Taman Rekreasi Selecta/Malangvoice)

MALANGVOICE – Perekonomian Kota Batu berdenyut kencang. Selama libur lebaran beberapa waktu lalu, perputaran uang di Kota Batu mencapai Rp 225 miliar. Kencangnya laju roda perekonomian ini didorong oleh aktivitas wisatawan yang berlibur ke Kota Batu.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengklaim tingkat kunjungan selama libur lebaran 2022 mencapai 500 ribu wisatawan.

Tingginya angka kunjungan ini imbas dari dilonggaarkannya aktivitas masyarakat oleh pemerintah.

“Semula diperkirakan sebanyak 250 ribu. Ini sudah melampaui ekspektasi bisa mencapai hampir 500 ribu, dibanding tahun 2021 lalu sebanyak 134 ribu wisatawan” tutur Arief.

Menurutnya, jika diakumulasi sejak Januari lalu hingga kini, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 2 juta. Situasi ini menunjukkan pariwisata Kota Batu secara perlahan mulai bangkit.

“Meskipun tidak seramai saat libur lebaran lalu, masih ada yang datang ke Kota Batu,” ujar Arief.

Dinas Pariwisata menargetkan jumlah wisatawan yang dataang ke Kota Batu hingga akhir tahun mencapai 5 juta orang.

Arief optimistis dengan jumlah itu, bahkan berkeyakinan angkanya bisa lebih dan mencapai 6 juta wisatawan.

Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi mengungkapkan, hotel-hotel di Kota Batu rata-rata mengalami kenaikan okupansi hingga 70 persen.

Dia menyatakan, momen lebaran kemarin benar-benar menjadi kebangkitan dunia perhotelan.

“Kebanyakan, pengunjung hotel diisi oleh para pemudik yang memang datang ke Jawa Timur, meski banyak juga yang merayakan libur lebaran dengan berwisata ke Kota Batu. Saat ini, tren pemesanan juga tak seperti tahun-tahun lalu,” jelasnya.

Menurutnya, pemesanan hotel melonjak saat mendekati lebaran. Itu karena, pengunjung masih ada rasa was-was. Seperti halnya mereka sudah melakukan pemesanan dan tiba-tiba saja banyak pembatasan seperti tahun lalu

Begitu pula dengan sistem pemesanan. Saat ini, kebanyakan pengunjung lebih gandrung pada aplikasi booking online, sebab mereka tak perlu datang langsung dan tinggal membayar sesuai nominal yang tertera.

Di satu sisi pemesanan hotel secara langsung tidak terlalu banyak. Mungkin jika perbandingan antara keduanya yakni 70 : 30 persen.

“Kalau biasanya okupansi hotel sekitar 40-50 persen dari kapasitas. Saat momen lebaran ini ada peningkatan 20-30 persen dari biasanya sehingga tingkat okupansi lebih dari 70 persen,” tandasnya.(end)