Masuki Musim Hujan, Puskesmas Arjuno Gencar Terapkan 3M

Kepala Puskesmas Arjuno, dr Umar Usman. (Lisdya Shelly)
Kepala Puskesmas Arjuno, dr Umar Usman. (Lisdya Shelly)

MALANGVOICE – Musim penghujan tengah mengguyur berbagai kawasan di Indonesia termasuk di Kota Malang. Hujan, kadang-kadang membuat masyarakat terserang penyakit. Nah, guna mengantisipasi berbagai penyakit, terutama demam berdarah Puskesmas Arjuno terapkan program 3M.

Telah diketahui, 3M merupakan singkatan dari Menguras, Menutup, dan Menimbun.

“Untuk demam berdarah harus kami tingkatkan 3M di wilayah kami masing-masing. 3M itu menguras, menutup, dan menimbun,” ujar Kepala Puskesmas Arjuno Kota Malang dr. Umar Usman.

Dikatakannya, cara itu adalah yang paling efektif. Terlebih ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membiarkan genangan air yang menjadi sarang nyamuk.

“Jangan sampai Ada genangan yang menjadikan berkembang biaknya nyamuk,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia pun mencontohkan salah satunya dengan menguras. Menguras dilakukan untuk mengurangi kesempatan nyamuk yang sudah bertelur untuk menjadi dewasa.

Menurut Usman, dalam jangka waktu delapan hingga 10 hari jentik nyamuk akan menjadi dewasa. Untuk itu, menguras sebaiknya dilakukan sebelum waktu tersebut.

“Jadi, intinya ya mengurangi populasi nyamuk.
Kalau populasi besar kesempatan menularkan dengan pasukan yang lebih besar akan sangat lebih berbahaya dari pasukan yang kecil,” tegasnya.

Selain itu, Usman juga menegaskan agar masyarakat tidak mengandalkan fogging. Fogging sebenarnya dilakukan saat sudah terjadi kasus.

“Jadi lebih baik mencegahnya terlebih dahulu,” tambahnya.

Demam berdarah sendiri penanganannya menurut Usman cukup sulit. Terutama apabila deteksinya tidak dilakukan secara dini. Sebab, sudah banyak kematian akibat demam berdarah.

“Selama ini Belum ada vaksin untuk demam berdarah dan juga Belum ada imunisasinya,” paparnya.

Untuk itu menanggulangi hal tersebut, perlu adanya 3M untuk menekan populasi nyamuk sehingga pelaksanaan fogging tidak perlu banyak dilakukan. Sebab dengan dilakukannya 3M maka tidak akan terjadi ledakan nyamuk.

“Kami tekan populasinya dengan menghambat dia bertelur. Tidak diberikan kesempatan air tergenang itu dideteksi oleh nyamuk,” ujarnya.

Genangan air tersebut bisa saja di kaleng-kaleng bekas yang ada di halaman. Bisa juga di tampungan-tampungan air di dalam rumah.

“Air minum, bak mandi, pot yang berair itu harus dipantau supaya tidak menjadikan langganan nyamuk bertelur di situ. Kalau sudah bertelur juga diharap pengurasannya itu,” katanya.

Pengurasannya pun tidak sekadar dikuras saja. Melainkan kurang dari satu minggu sudah dikuras.

“Untuk memutus mata rantai jentik itu menjadi nyamuk. Dengan itu saya berharap demam berdarah menjadi menurun tahun ini,” tandasnya. (Hmz/Ulm)