Kurang Terawat, Situs Sekaran Dibuatkan Pelindung Rp1,5 Miliar

General Manajer Teknik PT Jasa Marga Pandaan - Malang, M Jajuli. (Toski D).
General Manajer Teknik PT Jasa Marga Pandaan - Malang, M Jajuli. (Toski D).

MALANGVOICE – Keberadaan Situs Sekaran di Sekarpuro, Kabupaten Malang bakal dilindungi.

PT Jasa Marga, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, sempat membahas mengenai keterlanjutan pengelolaan Situs Sekaran yang diduga peninggalan Kerajaan Singhasari tersebut. Karena sejak ditemukan pada bulan Maret 2019 lalu, kondisi situs yang berbentuk menyerupai bangunan rumah itu kurang terawat, lantaran Situs Sekaran berdiri di atas tanah milik Direktorat Jenderal Bina Marga

“Sebenarnya, permasalahannya itu ada di lahan yang belum ada kejelasan. Kami telah menyampaikan ke Pemkab Malang agar segera bersurat ke bina marga supaya segera dihibahkan lahan tersebut, karena proses hibah itu lama, bisa 3 sampai 5 tahun,” ucap General Manajer Teknik PT Jasa Marga Pandaan – Malang, M Jajuli saat meninjau kondisi Situs Sekaran, Selasa (4/1).

Dengan begitu, lanjut Jajuli, pihaknya akan melakukan pembangunan atap dan dinding penopang di Situs Sekaran, agar dapat melindungi Situs Sekaran yang diduga sebagai peninggalan Kerajaan Singhasari tersebut.

“Saat ini, kami lagi pemilihan vendor. Biayannya kami laporkan ke BPJT hampir Rp 1,5 miliar lengkap dengan dinding juga. Kami sepakati ukuran bangunan atapnya 30 meter kali 15 meter persegi, yang akan dilaksanakan pada akhir Maret 2020 nanti,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Disparbud Pemkab Malang, Made Arya Wedhantara mengakui jika pihaknya masih terkendala kepemilikan lahan untuk pengelolaan situs yang berada di seksi 5 tol Pandaan-Malang tersebut.

“Tanah di situs itu bukan milik Pemkab Malang, melainkan milik investor tol Pandaan-Malang. Kami sudah sudah menyurati Kementrian PUPR agar segera menindaklanjuti penyerahan tanah tersebut,” tegasnya.

Di sisi lain, Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho mengatakan, untuk melestarikan situs Sekaran tersebut, pihaknya mengajak Universita Negeri Malang, komunitas, Pemerintah Desa Sekarpuro dan masyarakat setempat, untuk peduli pada kelestarian Situs Sekaran ini, yang nantinya diproyeksikan bakal menjadi laboratorium penelitian sejarah.

“Kami sangat mendukung penuh pembangunan atap guna melindungi Situs Sekaran. Karena Situs Sekaran ini akan jadi laboratorium penelitian lapangan. Pengembangan wisata dilakukan oleh desa dan dinas terkait,” pungkasnya.(Der/Aka)