Kolaborasi Mahasiswa UMM dan Singapura Tingkatkan Produksi UMKM

Singapore Polytechnic (SP)
Singapore Polytechnic (SP)

MALANGVOICE – Sebanyak 31 mahasiswa Singapore Polytechnic (SP) dan 34 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil membuat tiga prototipe yang dapat membantu produksi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Desa Temas, Kota Batu, Jawa Timur. Produksi yang dimaksud yaitu produksi bawang goreng, jamu tradisional, dan pisang.

Ketiga prototipe itu dirancang kolaborasi 65 mahasiswa SP dan UMM selama sepekan, yaitu 12-19 September 2017 melalui program Learning Express (LEx). Hasilnya, prototipe itu dipamerakan di Aula Perpustakaan UMM, Selasa (19/9) yang turut dihadiri perwakilan dari Desa Temas.

Semula, 65 mahasiswa itu dibagi tiga kelompok secara acak. Setelah itu mereka diharuskan meriset secara detail agar bisa menemukan inti permasalahan. Dari produksi bawang goreng, peserta berhasil memodifikasi sebuah meja untuk mengatasi bawang merah yang berjatuhan saat dipotong-potong. Dengan meja itu, pemotongan bawang merah juga menjadi lebih cepat dan higienis.

Pada produksi jamu tradisional, peserta membuat prototipe alat pemeras jamu agar proses pembuatan jamu lebih cepat dan higienis. Sementara ampas sisa perasan jamu diolah menjadi permen dan beberapa produk yang punya nilai ekonomi tinggi.

Terakhir, penjual pisang, mahasiswa membuat prototipe tempat menjual pisang yang dimodifikasi secara mekanik pada terpal yang digunakan untuk menghindarkan pisang dari panas dan hujan. Selain itu, juga dibuat prototipe meja yang bisa berputar agar proses pemberian karbit lebih cepat dan mudah.

Asisten Rektor UMM Bidang Kerjasama, Soeparto, menjelaskan program ini ke depan tidak akan berhenti disini. Hasil prototipe kegiatan LEx ini akan ditindaklanjuti lagi.

“Harapannya, prototipe yang sudah diusulkan peserta akan dikembangkan di Singapore dan Jepang serta diuji oleh dosen secara ilmiah. Untuk peserta juga diharapkan menindaklanjuti kegiatan ini langsung ke desa dan tentu didampingi oleh dosen-dosen pendamping,” tambah Soeparto.

Jarren Toh Jing Jie, salah satu peserta LEx asal Singapura mengaku sangat senang dengan adanya kegiatan ini. Ia juga merasa mendapatkan banyak pengalaman yang tidak akan ia dapatkan di kampus.

“Kegiatan ini sangat menarik. Di sini kami bisa saling bertukar ilmu dengan teman-teman peserta lain terutama dengan mahasiswa UMM. Selain pembuatan prototipe yang sudah saya pelajari di kampus, di sini saya juga banyak belajar tentang ilmu budaya, sosial dan pemasaran. Sesuatu yang akan jarang saya dapatkan sebagai anak teknik,” ujar mahasiswa jurusan Teknik Penerbangan, Singapore Polytechnic ini.

Selain dari peserta, kesan positif juga didapat oleh warga Desa Temas. Saudi, salah satu warga Temas mengaku sudah menganggap para peserta Lex seperti keluarga. Meskipun hanya seminggu berbaur dengan peserta ia mengatakan sudah saling terbuka perihal permasalahan g ada di desa.(Der/Aka)