KKR Puskesmas Gribig Jadi Wadah Atasi Masalah Remaja Melalui Konseling

Programmer UKS Puskesmas Gribig, Ari D.K.L saat mengenalkan konselor sebaya kepada staff Dinkes Kabupaten Situbondo. (Lisdya)
Programmer UKS Puskesmas Gribig, Ari D.K.L saat mengenalkan konselor sebaya kepada staff Dinkes Kabupaten Situbondo. (Lisdya)

MALANGVOICE – Selama ini Puskesmas Gribig dinilai telah meraih capaiannya. Hal ini terlihat dari penurunan angka gizi buruk balita, hingga membina ibu hamil KEK (Kurang Energi Kronik) agar melahirkan dengan sehat.

Puskesmas yang dikenal dengan tema Grapyak (Gribig Ramah Profesional Melayani Masyarakat) ini ternyata juga sangat memperhatikan para remaja di wilayahnya.

Hal ini terbukti dengan upaya melatih Kader Kesehatan Remaja (KRR) di berbagai sekolah. Ada berbagai pelatihan, seperti keterampilan yang harus dikuasai oleh anak-anak Kader Kesehatan Remaja.

“Pelatihannya seperti mengukur berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur tes ketajaman mata dengan menggunakan snellen chart, mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter, kemudian mengukur tes buta warna menggunakan ishihara,” kata programmer UKS Puskesmas Gribig, Ari D.K.L kepada awak media, Rabu (14/11).

Tak hanya itu, pelatihan KKR juga diajarkan praktik keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat) anak sekolah.

Lebih lanjut, ia pun menjelaskan saat ini KKR juga dilatih untuk teknik konseling remaja. Ditambahkannya, untuk konseling kesehatan remaja itu, Puskesmas Gribig sedang berproses untuk membuat konselor sebaya di sekolah lewat anak-anak KKR tersebut.

Tujuan dibuatnya konselor sebaya ini dikarenakan selama ini remaja lebih nyaman dan lebih terbuka ke teman sebayanya. Sebab sebagian besar remaja jarang sekali konsul kepada orang yang lebih tua, termasuk gurunya.

“Sekarang ini kan para remaja lebih nyaman curhat ke teman sebaya daripada orang tua. Dengan adanya konselor ini untuk memfasilitasi anak-anak remaja yang memiliki masalah seputar kesehatan remaja, atau pun masalahnya,” tegasnya.

Perlu diketahui, jumlah KKR di SMP dan SMA minimal 10 persen dari jumlah siswa masing-masing sekolah. Diambil dari kelas 7 dan 8 untuk SMP, kemudian kelas 10 dan 11 untuk SMA.

“Kalau SD juga ada sendiri namanya Kader Tiwisada atau dikenal dengan Dokter Kecil,” ujarnya.

Sedangkan untuk Dokter Kecil ini diambil dari kelas 4 dan 5. Sekolah yang dibina Puskesmas Gribig sendiri saat ini adalah SMP 21 dan MTsN 2 Malang.

“Harapannya bisa mereplikasi ke semua wilayah binaan Puskesmas Gribig. Begitu pula semua SMP SMA punya Kader Kesehatan Remaja dan konselor sebaya,” tandasnya.

Hingga saat ini, sekolah yang menjadi binaan Puskesmas Gribig sendiri ada delapan SMP dan sembilan SMA baik negeri maupun swasta.(Der/Aka)