Kisah Perjuangan dan Kerja Keras Hero Tito, Belajar Tinju Pakai Sandal Sebagai Target Pukul

Muchamad Jaeni, pelatih masa kecil Hero Tito, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Petinju asal Malang, Hero Tito (35) meninggal dunia pada Kamis (3/3) sekitar pukul 16.45. Semasa hidupnya, pria pemilik nama asli Heru Purwanto ini berhasil menorehkan beragam prestasi di ajang tinju amatir sejak kecil.

Pelatih tinju pertama Heru, Muchamad Jaeni (55) menceritakan, Heru pernah berlatih dengannya selama tiga tahun sejak duduk di bangku kelas 6 SD hingga SMA.

“Dulu kami berlatih di sasana Lesanpuro. Di sana Heru saya latih bersama tiga anak lain. Karena dulu masih merintis jadi berlatih menggunakan alat seadanya,” ujarnya saat ditemui Mvoice, Kamis (3/3).

Jaeni mengingat perjuangan dan kerja keras Hero berlatih dari kecil hingga menjadi sosok yang mampu membanggakan nama Malang.

“Sampai sarung tangan untuk target pukul itu dulu pakai sandal jepit. Karena sasana itu dulu baru, tidak ada alat sama sekali cuman gedung kosong. Sampai akhirnya dapat bantuan peralatan lengkap dari Antok Baret,” sambungnya.

Menurut Jaeni, Heru merupakan sosok yang baik, tekun, dan tertib saat berlatih tinju semasa mudanya. Semangat Heru saat berlatih fisik pun diakui Jaeni.

“Latihan itu tiap hari tidak ada libur dulu. Dia pun kalau datang ke sasana yang ada di Lesanpuro dari rumahnya di Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten MMalan, itu lari. Semangat-nya itu luar biasa,” kata Jaeni.

Ia mengaku, selama tiga tahun Heru berhasil meraih 17 kali menang selama mengikuti tinju amatir.

“Saya bersyukur, selama saya menjadi pelatih Heru, dia menang berkali-kali, sekitar 17 kali menang,” ucap dia.

Jaeni pun mengaku syok mendengar kabar Heru Purwanto atau Hero Tito menjalani perawatan di rumah sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta, setelah menerima uppercut dari lawannya James Mokoginta dalam ajang tinju Nasional Hollywings Sport Show, Ahad (27/2) lalu.

“Saya kaget dan syok mendengar kabar itu (dirawat), apalagi sekarang sudah berpulang, almarhum ini sudah saya anggap seperti anak sendiri,” tandasnya.(der)