Kelompok Cipayung: Ada Upaya Meruntuhkan Perdamaian

Pertemuan Kelompok Cipayung

MALANGVOICE – Kelompok Cipayung yang terdiri dari GMKI, HMI, PMII, PMKRI dan GMNI, memandang masalah perdamaian di Indonesia saat ini sedang terganggu dengan munculnya aksi anarkis, gerakan radikalisme dan masuknya ajaran Negara Islam Irak dan Syiria (ISIS).

Menurut mereka, jika hal itu dibiarkan pemerintah, maka sangat rentan timbul konflik yang serius. “Kami melihat ada upaya pihak luar memudarkan perdamaian di negeri ini, karenanya, sebagai pemuda, kami sadar bahwa tugas kami adalah menyuarakan kembali perdamaian,” kata Ketua GMKI Malang, Aten Waingu.

Ditambahkan juga, banyaknya kelompok radikal yang menentang nilai-nilai Pancasila sebagai norma dasar Indonesia, perlu disikapi tegas dengan menguatkan persatuan dan semangat nasionalisme.

“Karenanya, momen perayaan Maulid Nabi dan Natal ini sangat tepat untuk menggelorakan perdamaian dalam kondisi masyarakat Indonesia yang beragam,” tandasnya.

Sementara perwakilan HMI, Dewanggara, menegaskan, kampanye damai adalah cara yang dilakukan untuk mengkonstruksi kembali makna Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi landasan berperilaku dan cara hidup bangsa.

“Kita manfaatkan dua momen ini sebagai tonggak dasar, bahwa dalam perbedaan, kita bisa tetap bersatu dalam damai,” tuturnya.

Setali tiga uang, Alif Naqti dari PMII, juga khawatir dengan perdamaian yang kian lama kian memudar, karena jika hal itu dibiarkan akan menjadi bom waktu sosial yang membahayakan persatuan.

Begitu juga Kostan Naranglele dari GMNI, dia melihat potensi konflik dengan provokasi suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) mudah menggoyangkan perdamaian antar warga masyarakat.

“Karena itu, suara damai ini perlu, sebagai fondasi dasar kekuatan menuju persatuan Indonesia,” tegas Kostan.