Jangan Kaget Jika Disapa Harimau dan Ular Sanca

Keceriaan nampak terpancar di wajah para siswa saat dikunjungi oleh tim edukasi Taman Safari Indonesia II pada Sabtu (22/08). (istimewa)

MALANGVOICE – Taman Safari Indonesia (TSI) II, nama ini sudah tak asing di telinga para wisatawan. Lokasinya di Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, TSI II merupakan taman wisata yang mengandalkan berbagai macam satwa.

TSI II ini, saat ini tak hanya sebagai tujuan wisatawan. Tetapi taman wisata di lereng gunung Arjuno tersebut, menjadi lokasi pendidikan murid sekolah negeri maupun swasta. Rombongan murid sekolah yang datang di TSI II, merupakan program yang dikenalkan manajemen dengan sebutan Taman Safari Indonesia II Goes to School.

Tiga satwa seperti ular sanca kembang, burung macau dan harimau benggala hasil pengembangbiakan Taman Safari Indonesia 2 pun secara khusus dihadirkan untuk memberikan edukasi kepada siswa sekolah.

Tak hanya mengenalkan pentingnya pelestarian satwa, tetapi tim safari goes to school juga memberikan edukasi khusus tentang keunikan satwa-satwa tersebut di alam liar.

Tim edukasi Taman Safari Indonesia II, Saifullah mengatakan, perkenalan satwa sangat penting terlebih kepada hewan yang kelangsungan hidupnya di alam bebas terancam.

“Harimau Benggala adalah sub spesies harimau yang pertama kali ditemukan di anak benua India. Saat ini kelangsungannya mulai terancam akibat perburuan liar dan perdagangan gelap,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima MVoice, Sabtu (22/8).

Sebagaimana dilaporkan kantor berita BBC baru-baru ini, populasi harimau benggala yang mendiami hutan Sudarban Bangladesh memang terus menurun. Bahkan pada Juli lalu, jumlahnya menurun drastis dari 440 ekor menjadi 100 ekor.

BBC juga melaporkan, saat ini diperkirakan terdapat sekitar 2.300 Harimau Benggala yang hidup di hutan, sebagian besar di India dan Bangladesh namun ada juga yang hidup di Nepal, Bhutan, Cina, dan Myanmar dalam jumlah sedikt.

Pelestarian dan pengembangbiakan Harimau Benggala yang dilakukan Taman Safari Indonesia 2 ini tentu menjadi langkah yang positif untuk menjaganya dari ancaman kepunahan.

Karenanya, melalui program goes to school ini, Taman safari Indonesia II secara aktif mengkampanyekan program-program pelestarian satwa. Tak hanya satwa endemik asli Indonesia, tapi juga satwa-satwa dari seluruh dunia.

“Kami tentu tidak sendiri. Didukung BKSDA (Balai Pelestarian Sumber Daya alam) dan sekolah-sekolah yang akan kami kunjungi, program ini kami harapkan menjadi semacam embrio untuk menciptakan kesadaran masyarakat Indonesia tentang pelestarian satwa. Kami fokus ke sekolah-sekolah karena dari sini lah semua sumber ilmu pengetahuan dimulai terutama untuk generasi baru masa depan,” tutup Saifullah.-