Hari Jadi Kota Batu Diwarnai Aksi Unjuk Rasa

HUT ke-16 Kota Batu

Aksi Aliansi Masyarakat Peduli Kota Batu refleksi HUT ke-16 Kota Batu di Jalan Gajah Mada, Selasa (17/10). (Aziz Ramadani)

MALANGVOICE – Tidak semua masyarakat Kota Batu hari ini, Selasa (17/10) merayakan hari jadi ke-16 kota berjuluk De Kleine Switzerland dengan suka cita. Sekelompok pemuda mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Kota Batu ini misalnya.

Mereka berorasi di Jalan Gajah Mada (Alun-alun Batu) dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Massa terdiri dari Ikatan Mahasiswa Kota Batu (Imakoba), Nawakalam Kota Batu, Omah Rakyat, Akademisi Kota Batu, Malang Corruption Watch (MCW) berharap di usia ke-16 Kota Batu bersih dari praktik korupsi. Ini disimbolkan dengan sebuah miniatur gunung yang dikerumuni banyak tikus.

“Kota Batu kami simbolkan gunung hijau yang indah. Tapi di sekitarnya dipenuhi tikus tidak lain simbol koruptor,” kata Haris El Mahdi, perwakilan Aliansi Masyarakat Peduli Kota Batu ditemui MVoice di sela-sela aksi.

Aksi Aliansi Masyarakat Peduli Kota Batu refleksi HUT ke-16 Kota Batu di Jalan Gajah Mada, Selasa (17/10). (Aziz Ramadani)

Semoga, lanjut Haris, pada momen HUT ke-16 Kota Batu ini bersih dari koruptor. Untuk pemimpin baru Kota Batu selanjutnya juga diharapkan tidak mengikuti jejak pemimpin sebelumnya. Yakni Eddy Rumpoko, yang tersandung kasus hukum dugaan suap senilai Rp 200 juta. Kasus tersebut tengah didalami KPK.

“Datangnya KPK dengan OTT Wali Kota Batu Eddy Rumpoko diharapkan menjadi obat mujarab untuk bersihkan koruptor di Kota Batu,” tukasnya.

Badan Pekerja MCW, Mayedha menambahkan, aksi ini bukan sekadar ruwatan atau menyucikan Kota Batu dari korupsi. Pihaknya juga menegaskan kembali agar aparat hukum untuk menyelesaikan permasalah korupsi di Kota Batu.

“Kami mendesak Pemkot Batu bersihkan diri dari birokrat terindikasi kasus korupsi. Jadi aksi ini bukan simbolis semata. Harapannya menyadarkan masyarakat ikut peduli masalah yang dialami Kota Batu,” tutup Mayedha.(Der/Yei)