MALANGVOICE – Banjir bandang yang melanda di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada Kamis (4/11) kemarin sekitar sekitar pukul 16.00, mendapat perhatian serius Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama Sekda Provinsi Jawa Timur, dan Kepala Barkowil III Malang, meninjau langsung kondisi terkini di lokasi bencana yang ada di Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kota Batu, Jumat (5/11) dini hari.
Para pejabat provinsi itu didampingi Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS) Brantas Muhammad Rizal, Direktur Perum Jasa Tirta 1, Raymond Valian Ruritan, dan Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.
Selain itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa bersama rombongan juga melihat kesiapan lokasi pengungsian dan juga dapur umum di Balai Desa Bulukerto.
Dalam peristiwa banjir bandang di Kota Batu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis 15 orang dikabarkan hanyut terseret aliran sungai yang meluap akibat hujan dengan intesitas tinggi mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas di lereng Gunung Arjuno, Kamis (4/11) pukul 14.00.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan, kedatangannya tersebut untuk memantau langsung proses evakuasi, termasuk memastikan situasi di kantong-kantong pengungsian.
Mengingat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan mulai November sampai Februari 2022 akan terjadi intrnsitas curah hujan 70 persen lebih tinggi.
“Dengan peringatan itu, memungkinkan terjadi banjir, banjir bandang di Indonesia, terutama Jawa Timur. Saya mewanti-wanti kesiapsiagaar sinergitas harus dilakukan,” pesannya.
Terlebih, lanjut Khofifah, Fenomena La Nina berdampak pada meningkatnya ancaman bencana hydrometrologi.
“Saat ini kita masuk dalam tanggap darurat, bisa mendirikan posko dapur umum, pos pengungsian, karena prediksi masih ada hujan susulan. Seluruh hunian di bantaran sungai harus dievakuasi, sesuai dengan siklusnya, ada proses rehabilitasi dan konstruksi,” pungkasnya.
Sementara itu, Kasie Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim mengatakan, dalam kejadian musibah banjir bandang di Kecama Bumiaji tersebut, PUSDALOPS PB BPBD Kota Batu terus melakukan pemantauan dan tindakan serta menyalurkan bantuan ke beberapa titik terdampak.
“Saat ini kami terus melakukan penanganan dan evakuasi korban terdampak di 6 titik lokasi, yakni di Dusun Sambong, dan Dusun Beru Desa Bulukerto, Desa Sumberbrantas, Dusun Gemulo, Desa Punten Kecamatan Bumiaji, Jalan Raya Dieng, Desa Sidomulyo, kecamatan Batu, Jalan Raya Selecta, Desa Tulungrejo,” kata Rochim.
Menurut Rochim, dampak dari banjir bandang tersebut ada dua warga yang meninggal dunia, dan empat warga lainnya masih dinyatakan hilang.
“Korban meninggal yang pertama bernama Wiji, seorang perempuan warga RT 06 RW 04, Dusun Sambong, Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, dan seorang pria berusia sekitar 60 tahun, untuk identitasnya masih belum diketahui,” jelasnya.
Sedangkan, lanjut Rochim, untuk empat warga lain yang masih belum diketahui keberadaannya setelah banjir bandang, yakni Sarip dan Tokip warga Desa Bulukerto, Adi Wibowo warga Kelurahan Sisir, dan Wakri warga Desa Giripurno.
“Untuk jumlah korban akan terus kami update dan saat ini masih dalam proses pencarian,” tegasnya.
Berdasarkan data dari BPBD Kota Batu, untuk korban selamat dalam banjir bandang berjumlah enam orang, yakni Bayu Agung Setiawan warga Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Saiful warga Toyomerto, Desa Pesanggrahan, Fainis (31), warga Sumbersari, Desa Giripurno, Linda Ariesta (36), warga Dusun Kajar, Kecamatan Bumiaji, Muhoratul Jannah (22), warga Jalan Samadi Kota Batu, dan M Arif (31) warga Jalan LA Sucipto 22/B Malang.(end)