GP3I Contohkan Tata Cara Pernikahan Sesuai Protokol Kesehatan Covid-19

suasana pelaksanaan simulasi Pernikahan new normal. (Toski D)

MALANGVOICE – Gabungan Perkumpulan Penyelenggara Pernikahan Indonesia (GP3I) kenalkan pada masyarakat tentang tatacara menyelenggarakan kegiatan resepsi pernikahan dengan menjalankan protokol kesehatan.

Koordinator GP3I Malang, Hakim, mengatakan, kegiatan simulasi Pernikahan Adaptasi Era Baru sesuai protokol Kesehatan dan keamanan ini bertujuan untuk memperkenalkan tatacara pelaksanaan resepsi pernikahan sesuai dengan protokol Kesehatan agar dapat menekan angka penyebaran Covid-19.

“Melihat kondisi saat ini, para vendor pernikahan ingin mengenakan pada masyarakat luas tentang konsep pelaksanaan pernikahan yang sesuai dengan protokol kesehatan, agar resepsi pernikahan tidak menjadi Klaster baru,” ungkapnya, saat ditemui di Pendopo Agung, Kabupaten Malang, Jalan Agus Salim no.7, Kota Malang, Sabtu (11/7).

Menurut Hakim, dengan adanya kegiatan simulasi ini, diharapkan dapat menggerakkan kembali roda perekonomian di sektor hiburan dan pariwisata, khususnya industri pernikahan yang sempat terdampak pandemi Covid-19.

“Dengan digelarnya kegiatan ini diyakini dapat mengedukasi masyarakat yang akan menyelenggarakan pernikahan dapat dilakukan asal memperhatikan Protokol Kesehatan,” jelasnya.

Untuk itu, lanjut Hakim, GP3I bersama, Asosiasi Penata Acara Pernikahan (ASTARA) Malang, Perkumpulan Penyelenggara Jasaboga Indonesia (PPJI), Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (ASPEDI), Himpunan Pengusaha Dokumentasi Indonesia (HIPDI), Himpunan Ahli Tata Rias Pengantin Indonesia (Harpi Melati), Himpunan Pembawa Acara Pernikahan Indonesia (HIPAPI), dan Ikatan Pengusaha Jasa Musik Pernikahan Indonesia (IPAMI), serta Himpunan Perusahaan Penata Acara Pernikahan (HASTANA) Indonesia untuk membuat acuan atau tatacara protokol kesehatan untuk pernikahan new normal.

“Tujuannya adalah kita menunjukkan ke masyarakat ketika mengadakan pesta pernikahan sesuai protokol yang sudah ditentukan, mulai dari lay out ruangan atau tempat yang hanya diisi dengan 50 persen kapasitas ruangan baik indoor maupun outdoor, penyiapan ruang tunggu untuk mengatur alur tamu di dalam ruang utama, panggung pelaminan berundak untuk prosesi salaman dan foto secara physical distancing,” terangnya.

Selain itu, lanjut Hakim, dalam simulasi Pernikahan ini juga mengatur para tamu yang akan datang ke venue pernikahan, harus melewati proses pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan, dan memakai hand sanitizer. Pengisian buku tamu dapat dilakukan dengan manual atau digital dan memakai hand sanitizer kembali usai mengisi yang manual.

“Semua itu dilakukan agar para tamu maupun penyelenggara pernikahan tidak tertular Covid-19. Untuk katering makanan para tamu tidak bisa mengambil sendiri. Konsepnya, semua stan akan dijaga satu pelayan untuk melayani setiap tamu yang mau mengambil makanan,” pungkasnya.(der)