MALANGVOICE – Pemangkasan anggaran KONI Kota Malang pada PAK 2015 membuat pembinaan atlet terancam. Ketua KONI Kota Malang, Bambang DH Suyono pun mengumpulkan pengurus cabang olah raga (cabor), membahas permasalahan itu, di Aula Stadion Gajayana, Senin (31/8) malam ini.
Yono, sapaan akrabnya, menyebut sisa anggaran yang ada saat ini sangat tidak ideal untuk menjalankan pembinaan bagi 41 cabor yang dibawahi KONI Kota Malang. “Kita membawahi 41 cabor, sementara dana yang ada sudah habis untuk Porprov,” tambahnya.
Pada APBD 2015, KONI Kota Malang mendapat kucuran Rp 12,5 miliar. Jumlah harusnya bertambah, jika dana PAK 2015 tidak ditolak. “Jika dibanding 2013, perbandingannya sangat jauh,” ungkapnya.
Mantan Sekda Kota Malang itu menyebut, pada 2013 lalu KONI mendapat kucuran Rp 15 miliar, sebagian besar diperuntukkan bagi pendanaan Porprov 2013 di Madiun.
Saat itu Kota Malang mengikuti 30 cabor dan menghasilkan 37 medali emas. Sementara pada Porprov 2015 lalu Kota Malang turun pada 34 cabor dan mendapat hasil 42 medali emas.
“Bonus atlet juga bertambah. Pada 2013 peraih emas dapat Rp 20 juta, tahun ini Rp 25 juta. Dengan total raihan emas yang lebih banyak, logikanya kan perlu anggaran lebih banyak,” keluhnya.
Berdasar data itu, selain untuk bonus atlet dan pembinaan, dana tambahan yang lebih juga diperlukan untuk pemberangkatan kontingen.
“Jumlah cabor yang diikuti di Banyuwangi lebih banyak, otomatis kontingen lebih banyak dan biaya pemberangkatan bertambah jika dibanding dengan Madiun,” pungkasnya.