MALANGVOICE – Derby Malang antara Persema 1953 melawan Arema Indonesia di lanjutan Liga 3, berakhir ricuh, Rabu (2/8). Kedua tim harus menghentikan laga pada menit 81 karena suasana di Stadion Gajayana tidak kondusif.
Wasit Rahman Effendi terpaksa menghentikan laga karena pemain kedua tim saling serang. Aksi itu juga mengakibatkan oknum suporter turun ke lapangan. Meski aksi itu tak berlangsung lama karena aparat keamanan dengan sigap menghalau suporter untuk kembali ke tribun.
Kericuhan itu pecah karena salah satu pemain Persema 1953 dilanggar pemain Arema Indonesia. Seluruh pemain Bledhek Biru melakukan protes keras kepada wasit namun tak digubris. Sikap wasit itu kemudian berbuntut pemain dan ofisial Persema mogok main dan meninggalkan lapangan.
Di kubu Arema, tim ofisial dan pemain meminta laga dilanjutkan. Namun permintaan itu berbuah kartu merah yang diberikan pada Yance Asep Duwiri yang sekaligus memantik kemarahan seisi stadion.
Tim Persema dan wasit akhirnya dibawa ke luar lapangan dan masuk ke ruang ganti demi keamanan. Wasit enggan meneruskan pertandingan dan akhirnya berakhir dengan skor 1-1.
Persema lebih dulu unggul lewat Andhika Agrapana di babak pertama sebelum disamakan oleh Moch Zulkarnaen dari kubu Singo Edan di babak ke dua.
Hasil itu dirasa kurang puas bagi Arema Indonesia karena masih menyisakan waktu 10 menit apabila pertandingan diteruskan. “Seharusnya bisa diteruskan. Kami rugi karena waktu masih panjang,” kata pelatih Arema Indonesia, Totok Anjik.
Sedangkan dari kubu Persema 1953, mengaku meninggalkan lapangan permainan karena faktor keamanan atas instruksi pengawas pertandingan. “Dari segi keamanan tidak menjamin,” tandasnya.