MALANGVOICE- Di balik keindahan alamnya, Kabupaten Trenggalek menyimpan permasalahan sosial yang kompleks, salah satunya adalah tingginya angka pernikahan dini.
Desa Gemaharjo, yang terletak di Kecamatan Watulimo, menjadi salah satu daerah yang cukup terdampak oleh permasalahan ini.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Timur, angka pernikahan dini di Trenggalek terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Edukasi Melalui Buku Saku untuk Cegah Penyakit Tidak Menular di Desa Wadung
Pernikahan Dini: Lebih dari Sekadar Angka
Pernikahan dini bukan sekadar data statistik, melainkan cerminan dari permasalahan sosial yang lebih luas. Di Trenggalek, sejumlah faktor berkontribusi pada tingginya angka pernikahan dini.
Faktor sosial budaya yang kuat, seperti norma yang mengagungkan pernikahan dini dan stigma terhadap perempuan yang tidak menikah muda, menjadi tekanan besar bagi remaja. Rendahnya tingkat pendidikan, terutama di kalangan perempuan, membuat mereka memiliki pilihan hidup yang terbatas.
Selain itu, faktor ekonomi juga tak bisa diabaikan. Kemiskinan dan terbatasnya akses pendidikan seringkali mendorong keluarga untuk menikahkan anak perempuan mereka lebih dini sebagai bentuk jaminan ekonomi. Kehamilan di luar nikah juga menjadi pemicu utama pernikahan dini, terutama karena stigma sosial yang masih kuat terhadap perempuan yang hamil di luar nikah.
Inovasi Permainan Edukatif “The Road to Future”
Dalam upaya mencari solusi yang lebih kreatif dan efektif, tim pengabdian masyarakat IKM UM membawa program “Inisiasi Permainan The Road to Future sebagai Sarana Pendidikan Karakter dan Upaya Eskalasi Pernikahan Dini”.
Kegiatan pengabdian ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang dicanangkan PBB. Khususnya, program ini mendukung pencapaian SDGs ke-3 tentang kehidupan sehat dan sejahtera, SDGs ke-4 tentang pendidikan berkualitas, dan SDGs ke-17 tentang kemitraan untuk mencapai tujuan.
Program ini dimulai dengan pengisian pre-test untuk mengukur pengetahuan awal peserta mengenai pernikahan dini dan dampaknya. Permainan The Road to Future dirancang untuk mengajak anak-anak berpikir kritis dan kreatif tentang solusi pencegahan pernikahan dini. Melalui permainan ini, peserta diajak untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan kaitannya dengan pernikahan dini.
“Tujuan utama permainan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang dampak pernikahan dini terhadap masa depan mereka,” ungkap Indana Tri Rahmawati, S.KM., M.Kes., salah satu anggota tim pengabdian.
“Selain itu, kami juga ingin mendorong peserta untuk mampu berpikir kritis dan kreatif dalam mengambil keputusan,” imbuhnya.
Setelah menjalani permainan, peserta kemudian diminta untuk mengisi post-test. Post-test ini bertujuan untuk mengukur peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap peserta setelah mengikuti kegiatan.
Untuk memperkaya pengetahuan peserta, kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Indana Tri Rahmawati, S.KM., M.Kes. Indana memberikan materi yang lebih mendalam mengenai dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi, psikologis, dan sosial.
Respon Positif
Kegiatan pengabdian ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Anggota Forum Anak Desa Gemaharjo antusias mengikuti permainan dan materi yang disampaikan. Perangkat desa juga memberikan apresiasi atas inisiatif dalam membantu masyarakat.
“Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi anak-anak dan masyarakat Desa Gemaharjo,” ujar Kepala Desa. “Dengan bekal pengetahuan yang baik, mereka dapat membuat pilihan hidup yang lebih baik,” sambungnya.
Melalui kegiatan pengabdian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi angka pernikahan dini di Desa Gemaharjo. Selain itu, diharapkan juga kegiatan ini dapat memberikan inspirasi bagi komunitas lainnya untuk melakukan hal serupa dalam upaya mendukung tercapainya SDGs. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan ini.(der)