Cari Solusi Persoalan Air Bersih, Tiga Direktur PDAM Malang Raya Ngopi Bareng

Suasana Ngopi bareng. (Istimewa).
Suasana Ngopi bareng. (Istimewa).

MALANGVOICE – Tiga Direktur Perumda di tiga daerah yakni Perumda Tugu Tirta Kota Malang, Perumda Tirta Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Perumda Aming Tirto Kota Batu, menggelar kegiatan Ngopi Bareng guna membahas persoalan air bersih di Kota Malang, paska jebolnya pipa transmisi yang berdiameter 500 milimeter (mm), di wilayah Tumpang, Minggu (9/2) malam.

Kegiatan yang bertajuk ‘Obrolan Kampung, Menyoal Kebutuhan Air Warga Kampung’ yang digelar di Warung Sumber Gentong (WSG), di Jalan Abdillah 4, Genitri, Tirtomoyo, Pakis, ini berlangsung dengan suasana santai meski berbahas berbagai hal terkait seputar persoalan posisi dan peran Perumda di tiga wilayah yang berbeda.

“Diskusi ini menghadirkan tiga Direktur Perumda, harapannya agar persoalan pasokan air akibat pecahnya pipa transmisi dapat teratasi. Karena, pasokan air di Kota Malang berasal dari Kabupaten Malang dan Kota Malang,” ungkap Presidium Dewan Kampung Nuswantara, Bambang GW.

Dikesempatan tersebut, Direktur Perumda Tugu Tirta, M.Nor Muhlas, menyampaikan keluh kesahnya dalam mengatasi problematika yang dihadapi paska pecahnya pipa tersebut, yang membuat masyarakat resah lantaran merasakan langsung dampaknya.

“Saya memahami setiap keluhan bahkan kemarahan warga terdampak atas musibah tersebut sehingga kami terus berupaya memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang terdampak,” ucapnya.

Bahkan, lanjut Muhlas, dirinya terus melakukan komunikasi dengan warga atas apa yang sebenarnya terjadi sekaligus kami juga mengambil langkah langkah agar warga terdampak bisa terlayani dengan baik mulai dari mobilisasi puluhan unit mobil tangki ke lokasi terdampak.

“Kami terus melakukan droping air bersih ke warga yang terdampak, dan memasang puluhan terminal air di berbagai titik lokasi terdampak. Bahkan sampai mengajak Wakil Gubernur untuk melihat langsung kenyataan dilokasi yang terdampak,” terangnya.

Selain itu, tambah Muhlas, pihaknya juga terus berkomunikasi dengan pihak Kementerian PUPR untuk bisa mempercepat perbaikan pipa yang jebol/pecah.

“Alhamdulillah, semua bisa kami lakukan meski masih dalam proses. Kami sadar, untuk mengatasi hal yang diluar dugaan masih banyak yang belum terealisasi,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Perumda Tirta Kanjuruhan, Syamsul Hadi menyampaikan, sebenarnya untuk sistem pendistribusian air di Kota Malang ini menggunakan sistem pompanisasi, sedangkan di Kabupaten Malang selain menggunakan sistem pompanisasi juga menggunakan sistem gravitasi.

“90 peesen di Kabupaten Malang menggunakan sistem gravitasi, kalau di Kota 100 persen Pompanisasi. Untuk itu, kedepannya kami akan menggunakan air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Malang Selatan, tentunya menggunakan teknologi pengelolaan air,” jelasnya.

Di sisi lain, Direktur Perumda Aming Tirto, Edi Sunaedy mengatakan, sebenarnya di wilayah Kota Batu, jumlah pelanggan tidak signifikan, lantaran di setiap dasa sudah ada Himpunan Penduduk Pemakai Air Minum (HIPPAM) yang dikelola swadaya oleh masyarakat.

“Di Kota Batu itu unik, satu rumah bisa memiliki 4 meteran, dari HIPPAM, PDAM Batu, PDAM Kota Malang, dan Kabupaten. Itu ada di Junrejo,” pungkas pria yang akrab disapa Sokeh.

Dalam obrolan kampung yang digagas Dewan Kampung Nuswantara ini akhirnya muncul niatan bersama untuk membantu Kota Malang yang sedang terkena musibah bagaimana bentuknya secara teknis akan dibicarakan kemudian.(Hmz/Aka)