Camaba Difabel Masih Alami Kesulitan

Slamet menjelaskan peran kampus dalam pemenuhan hak difabel (anja)

MALANGVOICE – Tak sedikit calon mahasiswa baru difabel Universitas Brawijaya (UB) mengalami kendala saat melaksanakan matrikulasi dan tes masuk.

Sekretaris Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) UB, Slamet Tohari, mengatakan, camaba yang banyak mengalami kendala biasanya datang dari sekolah luar biasa (SLB) karena mereka kesulitan untuk mengikuti syarat menjadi mahasiswa.

“Ada yang belum bisa berbahasa Indonesia baik dan benar. Biasanya dari camaba tuna rungu, mereka tidak terbiasa dengan susunan SPOK (subjek predikat objek keterangan), mereka juga kesulitan matematika. Kami tidak menolak, namun mereka belum terbiasa dengan konteks akademik perkuliahan saja,” paparnya saat ditemui MVoice siang ini.

Matrikulasi juga dilakukan untuk membiasakan mahasiswa baru difabel dengan lingkungan perkuliahan.

“Kalau tidak dilatih, mereka akan kesulitan. Jadi disiapkan mulai sekarang. Kita ajarkan hal-hal yang berbau kemandirian, jadi tidak harus bergantung pada teman pendamping,” katanya.

Ia menandaskan, apapun jalur masuk perguruan tinggi yang dipilih camaba difabel UB, pihak kampus wajib menyediakan fasilitas dan pelayanan yang baik karena hal itu sudah diatur dalam UU no 8 tahun 2016 pasal 27.