Calon Mahasiswa Diantar Orangtua, Bukti Turunnya Kemandirian

Para orangtua terlihat duduk-duduk menunggu anak mereka selesai tes (anja)

MALANGVOICE – Pelaksanaan SBMPTN di Kota Malang tak lepas dari pemandangan orangtua yang memadati lokasi ujian, menemani putra-putri mereka, mulai dari mengantar, menemani regristrasi, menemani makan, bahkan menyiapkan segala peralatan dan perlengkapan pendaftaran.

Saat tes tulis dimulai, beberapa orangtua terlihat berkumpul dan duduk menunggu anak mereka selesai mengerjakan tes.

Fenomena itu dicermati juga oleh Wakil Rektor 1 Universitas Negeri Malang, Drs Haryono MPd. Menurutnya, kemandirian calon mahasiswa baru (camaba) berkurang.

“Bayangkan, tes diantar, regristrasi diantar. Mereka ini kan sudah dewasa, sudah 18 tahun ke atas,” katanya, dengan ekspresi terheran-heran, saat ditemui MVoice sore ini.

Padahal, sambungnya, di era globalisasi, mahasiswa dituntut mandiri, tapi para calon mahasiswa ini tampaknya belum mandiri.

“Apakah ini salah orangtua atau gimana, saya tidak tau. Zaman sekarang kalau orangtua tidak menemani anak, malah orangtuanya merasa bersalah,” katanya tertawa.

Haryono khawatir, jika ini terus membudaya, kecerdasan sosial dan kemerdekaan berpikir mahasiswa menjadi lemah. Tak hanya itu, ketangkasan, kemandirian, dan kemampuan menyelesaikan masalah juga lemah.

Menurutnya, jika camaba lebih mandiri, interaksi sesama camaba juga terjalin. Ada komunikasi antar camaba untuk bertukar informasi.

“Sebenarnya fenomena ini sudah terjadi sejak anak-anak masih TK ya. Mungkin pilihan program studi yang mereka ambil juga bisa jadi pilihan orangtua. Itu yang saya takutkan,” katanya geleng-geleng.