BI Fokuskan Penyederhanaan Nilai Mata Uang Rupiah

Kepala Perwakilan BI Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah. (Lisdya)

MALANGVOICE – Bank Indonesia (BI) tengah fokus penyederhanaan nilai mata uang atau redenominasi. Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BI Jatim, Difi Ahmad Johansyah saat menghadiri kuliah tamu Banking Lecture di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Kamis (14/2).

“Kami ingin Rp 1 masih bisa digunakan di Indonesia. Sebab, di negara lain juga menggunakan nilai uang itu,” kata Difi.

Dikatakannya, nilai uang rupiah di Indonesia saat ini tidak maksimal. Seperti contohnya, dalam supermarket harga suatu barang tertera Rp 4.950 otomatis harga di kasir akan dibulatkan menjadi Rp 5.000.

“Kalau begitu kan menguntungkan mereka (pengusaha minimarket). Karena kita sudah terjebak dalam pecahan besar,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia menginginkan kembali adanya uang sen. Sebab, dengan adanya transaksi uang sen, otomatis dapat mengendalikan harga.

“Pasti dapat mengendalikan harga. Dan itu harus kita lakukan. Karena sekarang kita terjebak dengan pecahan besar,” jelasnya.

Penyederhanaan mata uang pun sebenarnya sudah dilakukan di Indonesia, seperti halnya di cafe atau di online shop. Misalnya, 10k, 25k, 49k, dan sebagainya.

“Sudah ada. Ini kalau dapat dukungan masyarakat, pada saat inflasi stabil, pertumbuhan ekonomi bagus, dan yang paling penting kestabilan politik terjaga, itu bisa kita lakukan,” pungkasnya. (Der/Ulm)