Berebut Tumpeng di Kirab Nyawiji Sengkuyung Bumiaji

Masyarakat Kecamatan Bumiaji tampak berebut tumpeng setinggi tiga meter berisi hasil bumi masyarakat Bumiaji di Lapangan Bumiaji, Kota Batu, Minggu (28/7). (Foto: Ayun/MVoice)
Masyarakat Kecamatan Bumiaji tampak berebut tumpeng setinggi tiga meter berisi hasil bumi masyarakat Bumiaji di Lapangan Bumiaji, Kota Batu, Minggu (28/7). (Foto: Ayun/MVoice)

MALANGVOICE – Kirab Nyawiji Sengkuyung Bumiaji Kota Batu memperlihatkan seni dan budaya daerah dari sembilan desa di Kecamatan Bumiaji, Minggu (28/7).

Dalam kirab yang digelar sejak siang hingga petang tersebut mengusung tema kekunoan dan kekinian. Artinya gagasan ini bertujuan memunculkan kearifan lokal kemasyarakatan atau tradisi kekunoan diangkat sebagai tema kekinian.

Sebanyak 540 peserta dari perwakilan desa menunjukkan masing-masing potensi dan hasil bumi yang dimiliki. Hasil bumi tersebut kemudian dikirab sekitar sepuluh kilometer oleh masing-masing desa dengan dipimpin Kepala Desa mengenakan baju pengantin jawa.

Anggota Tim Sengkuyung Bumiaji, Faris Nur Antoni mengatakan Kirab Nyawiji Sengkuyung Bumiaji memang dikonsep agar setiap desa menunjukkan potensinya. Kemudian dari potensi tersebut, wisatawan akan tertarik untuk berlibur ke desa wisata yang ada di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

“Ya, ini pertama kali digelar di Bumiaji. Nyawiji Sengkuyung Bumiaji adalah wujud kebersamaan persaudaraan songo deso, erat, hangat selaras dengan alam,” ujarnya.

Ia menyebutkan beberapa contoh desa wisata Tulungrejo ada petik apel, Pura Giri Arjuna, peternakan sapi, dan UMKMnya. Sementara Desa Sumberbrantas dengan wisata edukasi kentang granola, Hortensia dan Omah Lawas.

Kemudian ada Desa Gunungsari dengan paket wisata edukasi pertanian mawar, edukasi olahan susu, dan Goa Pandawa. Dan Desa Giripurno dengan kesenian tradisional, edukasi pertanian organik dan masih banyak lagi.

Sementara, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko yang turut menghadiri kegiatan tersebut mangatakan sembilan desa di Kecamatan Bumiaji sangat luar biasa karena menggelar acara bersamaan.

Kegiatan yang dikemas dalam Kirab Nyawiji Sengkuyung Bumiaji telah mengaplikasikan jija desa di Kecamatan Bumiaji adalah desa berdaya.

“Sangat luar biasa. Kegiatan ini menunjukkan bahwa seluruh desa di Kecamatan Bumiaji sudah mandiri. Artinya sembilan desa sudah siap mempromosikan potensi wisatanya,” tutupnya.

Diketahui selain hasil bumi dan potensi, kesenian dan budaya juga ditampilkan oleh tiap desa. Mulai dari perkusi, tari daerah dari sendratari Manggala Basoka, kesenian jaran kepang mondolan, pring geprak, dan glendo barong sangat meriah. Dalam acara puncak, gunungan setinggi tiga meter berisi hasil bumi masyarakat Bumiaji menjadi rebutan di lapangan Bumiaji.

Plt. Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu menambahkan adanya kegiatan ini juga untuk mempererat budaya gotong royong di Kecamatan Bumiaji. Mulai dari warga petani, pelaku seni, dan lainnya. Oleh karena itu setiap desa menyuguhkan penampilan dan potensi alam di masing-masing desa.

“Dengan acara ini kan bisa mengetahui semua potensi setiap desa. Juga ingin mengenalkan kepada wisatawan kekhasan budaya di Kecamatan Bumiaji,” tutupnya.
(Hmz/Aka)