Awas Bahaya Longsor di Musim Kemarau, Kok Bisa?

Ilustrasi Longsor

MALANGVOICE – Kota Malang menjalani musim kemarau yang diprediksi memasuki puncaknya, Agustus ini. Akibat kemarau, masyarakat diimbau mewaspadai ancaman bencana seperti kebakaran, udara kering, hawa dingin dan termasuk tanah longsor.

Analis Bencana BPBD Kota Malang, Mahfuzi mengatakan, bencana tanah longsor dimungkinkan terjadi di musim kemarau. Terutama di kawasan yang memiliki kemiringan lahan cukup curam, tidak ada vegetasi penahan tanah serta memiliki riwayat geofisika tanah yang mengering atau retakan jika tak ada air.

“Penyebab utama longsor memang bukan musim kemaraunya, tapi tanah yang pecah (retak), atau merekah akibat kurangnya air. Menyebabkan jarak antar pori merenggang. Saat hujan turun meski intensitasnya rendah maka akan longsor,” kata Mahfuzi dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/8).

Ia melanjutkan, saat kemarau dengan evapotranspirasi yang meningkat tajam berpotensi hilangnya kadar air dalam tanah. Hal ini membuat tanah menjadi rentan pecah atau retak-retak.

“Secara fisik, tanah yang pecah atau retak apalagi berada di lereng tebing jika mendapat tekanan (beban) misalkan adanya aktivitas, getaran bahkan hujan intensitas rendah akan memicu longsor,” sambung dia.

Kota Malang dengan topografi wilayah yang memiliki kontur tinggi- rendah ini ternyata menyimpan kerawanan bencana khususnya gerakan tanah atau tanah longsor.

“Kini longsor tak hanya didominasi saat musim hujan datang. Saatnya bagi kita semua bersikap waspada dan hati-hati,” imbau pria hobi menulis ini. (Der/Ulm)