Antrean Mengular di Penukaran Uang Baru, BI Malang Siapkan Rp11 Miliar untuk 3.000 Masyarakat

Petugas menyiapkan layanan penukaran uang baru. (deny/MVoice)

MALANGVOICE – Antrean panjang mengular di area luar Stadion Gajayana hingga ke dalam Gedung Kartini, Jalan Tangkuban Perahu, Kamis (28/3) sejak pagi. Ribuan masyarakat itu hendak menukarkan uang baru yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) Malang.

Program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) ini, BI Malang berkolaborasi dengan 8 bank.

Kepala KPw Bank Indonesia Malang, Febrina, mengatakan, kuota layanan terpadu hari ini disiapkan Rp11,4 miliar untuk kuota 3 ribu masyarakat.

Antrean masyarakat di layanan terpadu penukaran uang BI Malang. (deny/MVoice)

Baca Juga: Ramanza Vol 2 Bakorwil III Malang, Gelar Pangan Murah Gandeng UMKM Lokal

Pj Wali Kota Batu Tekankan Arah Pembangunan Berorientasi pada Pelestarian Lingkungan

Setiap penukar nantinya akan mendapatkan kuota satu paket penukaran maksimal senilai Rp3,8 juta mulai dari pecahan Rp20 ribu sampai dengan Rp1 ribu masing-masing 1 pak/bendel.

Selain dapat menukarkan secara cash to cash, beberapa perbankan juga menyiapkan layanan
penukaran secara non tunai melalui scan QRIS.

“Kami telah menyiapkan modal layanan terpadu ini sejumlah Rp11,4 miliar. Setiap masyarakat bisa menukarkan uang setiap satu KTP dapat melakukan satu kali penukaran,” jelas Febrina.

Dalam layanan terpadu itu, masyarakat yang menukarkan uang juga dapat mengikuti Experience QRIS dengan berdonasi/ bersedekah senilai Rp2.024 dan mendapatkan souvenir berupa minyak goreng.

“Dana yang terkumpul nanti akan kami donasikan,” tambahnya.

Petugas melayani penukaran uang baru. (deny/MVoice)

Masyarakat yang tidak mendapat kuota pada hari ini bisa melakukan penukaran melalui layanan mobil kas keliling dan penukaran melalui loket perbankan yang tersebar di 7 kota/kabupaten di wilayah kerja KPw BI Malang.

Febrina menyatakan, penukaran bisa dilakukan mulai 1-4 April 2024.

“Kami juga mengajak dan menghimbau masyarakat untuk melakukan penukaran uang di loket atau tempat-tempat resmi yang ditunjuk Bank Indonesia sehingga mendapatkan jumlah nominal yang sesuai dan terjamin keasliannya juga terhindar dari kejahatan pemalsuan uang serta tidak dipungut biaya,” tegas Febrina.

Sementara itu Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Tabrani,SH.,M.Hum, mengatakan masyarakat harus bijak dalam mengelola keuangan.

“Kami imbau masyarakat lebih bijak mengatur keuangan sebagai upaya menekan inflasi serta menghadapi kebutuhan lain setelah Idulfitri,” ucapnya mewakili Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat.

Sementara itu salah satu warga, Abdul Hasim (80) mengaku lega bisa menukarkan uang baru untuk kebutuhan Hari Raya Idulfitri 1445 Hijriah. Ia ditemani anaknya sudah mengantre sejak subuh atau setelah sahur.

“Habis subuh langsung ke sini sama anak saya. Sudah tukar satu paket uang baru,” kata pria asal Talun.

Hal yang sama juga diungkapkan Asih asal Sumberpucung, Kabupaten Malang. Ia jauh-jauh sejak subuh tadi sudah berada di barisan antrean uang.

“Saya berangkat jam 4 subuh tadi sampai sini ternyata sudah banyak orang. Rencana ini juga mau tukar satu paket untuk Idulfitri,” tandasnya.(der)