Akibat Pandemi, Pengangguran Terbuka di Kota Malang Naik

mencari informasi lowongan (ist)
mencari informasi lowongan (ist)

MALANGVOICE – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang melaporkan adanya penambahan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di wilayah Kota Malang, 2020 ini. Tercatat ada fenomena peningkatan sebesar 9,6 persen, dari tahun sebelumnya sebesar 5,88 persen.

Kepala BPS Kota Malang Sunaryo mengatakan, jumlah pengangguran terbuka di Kota Malang baik sebanyak 17.895 orang dibandingkan pada Agustus 2019. Maka, secara keseluruhan ada 45.242 orang yang masuk dalam kategori pengangguran terbuka.

“Pada 2020 meningkat menjadi 9,61 persen, ini tertinggi dibandingkan tiga tahun terakhir,” katanya, belum lama ini.

Ia menjelaskan, jumlah angkatan kerja tercatat ada 470.610 orang, pada Agustus 2020. Sebanyak 425.386 orang diantaranya bekerja, sedangkan 45.242 merupakan pengangguran terbuka. Dari total kategori pengangguran terbuka, sebanyak 68,11 persen berjenis kelamin laki-laki, sementara sisanya berjenis kelamin perempuan.

“Penganggur meningkat lebih dari 17.800 orang. Ada peningkatan dalam dua tahun terakhir, dan juga dampak pandemi Covid-19,” ujarnya.

Ia menambahkan, dilihat dari jenjang pendidikan, tingkat pengangguran terbuka Kota Malang untuk lulusan Sekolah Dasar (SD) sebanyak 7,32 persen, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 9,44 persen, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 10,21 persen.

Selanjutnya, untuk lulusan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 13,72 persen, lulusan diploma I, II, dan III sebesar 2,86 persen, dan lulusan perguruan tinggi atau universitas sebesar 8,82 persen.

“Untuk prosentase tertinggi adalah tamatan SMK,” jelasnya.

BPS Kota Malang juga merinci dari total penduduk usia kerja sejumlah 708.621 orang, sebesar 19,92 persen atau 141.122 orang terdampak pandemi Covid-19. Dari total itu, terbagi dari 18.528 orang masuk kategori pengangguran karena pandemi.

Kemudian, sejumlah 2.450 orang dalam kategori bukan angkatan kerja karena Covid-19. Lalu 9.342 orang sementara tidak bekerja karena Covid-19, dan 110.802 orang masuk dalam kategori pengurangan jam kerja karena pandemi.(der)