MALANGVOICE– Pemkot Batu betul-betul serius menyukseskan program prioritas 1.000 sarjana untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Program tersebut merupakan janji politik pasangan kepala daerah Kota Batu, Nurochman-Heli Suyanto yang tertuang dalam program Nawa Bhakti dan RPJMD Kota Batu 2025-2029.
Langkah strategis dlakukan Pemkot Batu dengan menjalin kerja sama dengan Politeknik Negeri Malang (Polinema). Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani di Ruang Rapat Pimpinan Gedung AA Lantai 2 Polinema, Selasa (21/10/2025), itu memuat dua agenda besar, yakni program 1.000 Sarjana dan penguatan pendidikan vokasi untuk generasi muda Batu.
Penandatanganan dilakukan langsung oleh Wali Kota Batu, Nurochman dan Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo. Usai prosesi, acara berlanjut dengan kuliah tamu bertajuk “Sustainable Tourism City” yang disampaikan oleh Wali Kota Nurochman di hadapan mahasiswa dan civitas akademika Polinema.
Dalam kesempatan itu, Cak Nur menegaskan arah baru pembangunan Kota Batu yang semakin menempatkan dunia pendidikan sebagai mitra strategis. Menurutnya, pemerintah daerah tidak bisa berjalan sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul di tengah persaingan global yang semakin ketat.
“Kami membuka seluas-luasnya ruang kolaborasi dengan perguruan tinggi, termasuk Polinema. Kota Batu bisa menjadi laboratorium vokasi, tempat mahasiswa menerapkan teori langsung ke lapangan,” papar Cak Nur.
Ia menilai, pendidikan vokasi memiliki peran vital dalam menjembatani kesenjangan sosial dan ekonomi. Melalui riset dan penerapan teknologi tepat guna, lulusan vokasi diharapkan mampu mendorong kemajuan sektor-sektor unggulan Kota Batu seperti pertanian, pariwisata dan UMKM.
Program 1.000 Sarjana sendiri menjadi program unggulan baru Pemkot Batu yang menargetkan peningkatan jumlah warga berpendidikan tinggi. Melalui kerja sama dengan Polinema dan Dinas Pendidikan Kota Batu, program ini akan diwujudkan lewat skema beasiswa pendidikan, pelatihan kompetensi, hingga pendampingan karier.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Kami ingin anak-anak Kota Batu tidak hanya jadi penonton, tapi pelaku pembangunan. Program 1.000 Sarjana ini membekali mereka agar siap bersaing, bahkan di tingkat global,” tuturnya.
Program unggulan 1.000 Sarjana, di tahun 2025 ini tercatat ada sebanyak 314 pendaftar dan 213 mahasiswa lolos seleksi gelombang pertama, baik dari jalur prestasi maupun afirmasi.
“Penerima beasiswa bebas UKT dan mendapat tunjangan keluarga pra sejahtera. Pendidikan adalah investasi masa depan,” kata Cak Nur.
“Kami ingin minimal pendidikan warga Kota Batu adalah sarjana. Karena ke depan, daya saing SDM menjadi penentu masa depan daerah,” imbuhnya.
Dalam kuliah tamunya, Cak Nur memaparkan konsep “Sustainable Tourism City” yang kini tengah digarap serius oleh Pemkot Batu. Ia menjelaskan bagaimana tren kunjungan wisata ke Batu tetap tumbuh positif, namun tetap harus diimbangi dengan strategi keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
“Kota Batu bukan hanya kota wisata, tapi juga kota pendidikan dan inovasi. Kita ingin pertumbuhan pariwisata berjalan seimbang dengan pelestarian alam dan penguatan ekonomi warga,” ujarnya.
Kerja sama ini juga mencakup penguatan riset terapan di bidang pariwisata berkelanjutan, pertanian cerdas dan pemberdayaan UMKM. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar perumusan kebijakan publik yang lebih akurat dan berbasis bukti ilmiah.
Sementara itu, Direktur Polinema Supriatna Adhisuwignjo menyambut positif langkah progresif Pemkot Batu. Ia menilai kerja sama ini bukan sekadar simbolik, tetapi menjadi bentuk nyata sinergi antara dunia pendidikan dan pemerintah daerah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Kami apresiasi komitmen Pemkot Batu yang terus mendorong pendidikan vokasi. Ini sejalan dengan semangat kami untuk mencetak lulusan siap kerja, siap berkarya, dan siap berinovasi,” ujar Supriatna.(adv/der)