MALANGVOICE- Perum Jasa Tirta (PJT) I mengambil langkah penting untuk mengatasi krisis air di Jawa Timur. Sejak 14 Oktober hingga 28 Oktober 2025, PJT I menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di daerah tangkapan air Wilayah Sungai Brantas.
Upaya “jemput bola” hujan ini dilakukan di tengah kondisi curah hujan yang sangat rendah, yang mengakibatkan ketersediaan sumber daya air di bendungan utama semakin kritis. Target utama operasi kali ini adalah meningkatkan volume air di atas Bendungan Sutami (Karangkates, Kabupaten Malang), salah satu tulang punggung sumber daya air di Jawa Timur.
Perum Jasa Tirta I Perkuat Komunikasi Publik Wujudkan Asta Cita
Secara teknis, OMC dilaksanakan dengan menyemai awan menggunakan bahan bubuk Natrium Klorida (NaCl) atau garam. Tujuannya adalah mempercepat proses kejenuhan awan sehingga hujan dapat segera turun di wilayah yang ditargetkan.
Direktur Utama PJT I, Fahmi Hidayat, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi adaptif terhadap kondisi kekeringan.
”Melalui kegiatan ini, kami berupaya meningkatkan curah hujan di wilayah tangkapan air waduk agar dapat menambah pasokan air secara alami dan menjaga keberlanjutan fungsi waduk,” kata Fahmi saat dikonfirmasi, Kamis (16/10).
Waduk Sutami, yang juga dikenal sebagai Bendungan Karangkates, memiliki peran vital. Fasilitas ini menjadi prasarana strategis dalam penyediaan air baku untuk rumah tangga, irigasi pertanian, air minum, serta sumber energi listrik melalui Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Namun, Waduk Sutami dilaporkan mengalami kondisi tahun kering berkepanjangan sejak 2024 hingga awal 2025, yang berdampak pada penurunan drastis debit air yang masuk. OMC pun menjadi solusi konkret PJT I untuk menjaga keandalan pasokan.
Fahmi menambahkan, operasi ini merupakan wujud nyata komitmen mereka terhadap ketahanan air nasional. ”
“Kami berupaya menjaga keandalan pasokan air untuk kebutuhan masyarakat, sektor pertanian, air minum, dan energi. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dukungan kami terhadap Asta Cita Presiden poin kedua, yaitu memperkuat ketahanan air, energi, dan pangan menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Operasi penyemaian awan ini berlangsung selama 15 hari, dimulai sejak 14 Oktober dan akan berakhir pada tanggal 28 Oktober 2025.
PJT I tidak bekerja sendiri. OMC ini melibatkan kolaborasi lintas sektor bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), PT PLN Nusantara Power UP Brantas, dan PT Alkonost Aviasi Indonesia. Pembukaan kegiatan operasi udara ini dipusatkan di Bandar Udara Abdul Rachman Saleh, Kabupaten Malang.
”Langkah OMC ini merupakan upaya nyata dan konkret dalam menjaga keberlanjutan pengelolaan sumber daya air, khususnya di Wilayah Sungai Brantas yang menjadi tulang punggung kehidupan dan ekonomi masyarakat Jawa Timur,” pungkas Fahmi, berharap operasi berjalan lancar sesuai target.(der)