MALANGVOICE – Kepala KUA Lowokwaru, Kota Malang, Ustaz Anas Fuazi ramai jadi perbincangan netizen gara-gara video kocaknya viral saat memimpin akad nikah diunggah di media sosial (Medsos).
Dalam video yang tersebar di medsos itu, Anas sempat melontarkan beberapa pertanyaan jenaka kepada pengantin wanita.
“Apa yang kamu lakukan untuk suamimu?,” tanya Ustaz Anas
“Semuanya. Sembarang kalir,” jawab mempelai perempuan.
“Sembarang kalir?” ulang Ustaz Anas yang dilanjutkan dengan ucapan, “Mbenekno (perbaiki) genteng?”
Potongan dialog itu tentu saja mengundang senyum tamu undangan maupun penonton youtube.
Menanggapi hal itu, Anas menjelaskan video tersebut dilakukan saat pra atau paska ijab kabul. “Jadi itu potongan video aja. Untuk pelaksanaan ijab kabul sendiri dilakukan sesuai aturan,” ujarnya, Selasa (31/8).
Pria yang sudah menjadi penghulu sejak 12 tahun itu mengaku saat menikahkan pasangan pengantin memang sering menyisipkan ilmu menikah yang dikemas dengan bergurau.
Pesan-pesan untuk pasangan itu dilakukan, kadang sebelum ijab kabul, tapi kadang usai ijab kabul.
“Nikah itu hal yang menyenangkan. Calon manten ini kebanyakan tidak sempat tahu ilmu nikah. Maka kita berikan dengan cara seperti itu bergurau,” ujarnya.
“Kenapa? Kalau pengajian di masjid, tapi karena akad ini bukan tempat pengajian, kami masukkan materi pengajian jadi ya seperti itu,” sambungnya.
“Mereka, kata Anas, memang datang tidak untuk pengajian. Meski begitu apa keliru jika ada satu atau dua ilmu nikah kita sisipkan? Saya hanya ingin manfaat,” kata Anas lagi.
Meski gurauan itu dilakukan pra dan paska ijab kabul, ia mengatakan perlu dilakukan sesingkat dan seringkas mungkin. Tujuannya agar tidak menganggu kegiatan yang akan digelar selanjutnya.
“Saya prinsipnya ini bukan waktu pengajian. Harus cepat dan cerdas. Jangan sampai ada pikiran gara-gara penghulu, acaranya kelamaan. Jadi saya singkat 20 menit sudah sama ceramah dan ijab kabul selesai,” tuturnya.
Anas menyampaikan, sejak videonya tersebar di medsos, banyak permintaan yang dia dapat hingga luar daerah untuk menjadi penghulu calon pengantin.
Namun permintaan itu, terpaksa ditolak sebab tidak sesuai dengan tugas kewilayahannya.
“Ada permintaan dari Makassar, Banjarmasin, Tuban hingga Trenggalek. Tapi saya menolak karena di tiap kecamatan yang ada di kabupaten atau kota setempat sudah ada penghulu yang bertugas,” ucap dia.
Meski menolak sebagai penghulu, Anas mengaku menerima permintaan untuk datang asalkan sebagai ustaz atau khotib.
“Dan itu pun harus saya sesuaikan dengan jadwal saya bekerja. Kalau Sabtu sampai Minggu tidak ada pekerjaan, ya saya bisa datang. Tapi hingga kini saya belum. Saya masih memfokuskan untuk menikahkan berdasarkan SK dari Kemenag wilayah Lowokwaru,” ucap dia.
Diakhir Anas merasa senang atas tanggapan positif yang sudah diberikan masyarakat pada video tersebut.
“Saya gak masalah itu terkenal atau apa. Saya pun gak tau. (Niat) Saya hanya satu sing penting manfaat (yang penting manfaat). Itu saya senang,” tandasnya.(end)