MALANGVOICE – Buntut dari kericuhan yang terjadi di Universitas Kanjuruhan Kota Malang (Unikama), semakin membias. Pihak kampus dituding tebang pilih memperlakukan para mahasiswanya.
Salah satu mahasiswa berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang enggan disebutkan namanya mengakui hal tersebut.
“Banyak saudara-saudara kami mendapat perlakuan tidak sama dengan mahasiswa lainnya,” ungkapnya, saat ditemui awak media di tengah-tengah bentrokan antar mahasiswa yang diduga karena pemilihan Presiden Mahasiswa (Presma), pada Sabtu (11/1).
Menurutnya, pihak kampus dengan terang-terangan telah melindungi mahasiswa yang terseret permasalahan hukum.
“Pelaku pemukulan pada kedua saudara kami merupakan daftar pencarian orang (DPO) dalam kasus penganiyaan,” jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Humas Unikama, Retno Wulandari membantah atas tudingan tersebut.
“Setahu saya dan sepemahaman saya, tidak ada pembedaan perlakuan (tebang pilih, red). Kami kampus dengan selogan multicuture. Jadi kami memperlakukan mahasiswa dengan sama tanpa ada membeda-bedakan,” tegasnya singkat saat di dihubungi melalui WhatsApp.
Sekadar diketahui, tudingan tersebut dilontarkan salah satu mahasiswa yang terlibat dalam bentrokan antar mahasiswa di Kampus Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama), yang melibatkan puluhan mahasiswa kampus setempat.(Der/Aka)