MALANGVOICE – Tingkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, Pemkot Malang menggelar rapat koordinasi dengan seluruh stakeholder di Balai Kota Malang, Kamis (9/1). Langkah strategis disusun, terutama pentingnya kolaborasi pentahelix antar unsur.
Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kolaborasi pentahelix (Akademisi, Pengusaha Komunitas, Pemerintah dan Media) dalam menanggulangi bencana alam.
“Secara garis besar setiap kejadian bencana di wilayah kita, Pemerintah harus segera hadir di tengah-tengah kejadian itu,” kata pria akrab disapa Bung Edi ini.
“Karena itu perlu dipersiapkan, dilatih disiagakan terus menerus. Harus berkolaborasi, harus bersama-sama, bahasa Malang ya bergotong -royong untuk menganggulangi itu (bencana),” imbuhnya.
Bung Edi menekankan tiga tahapan dalam penanggulagan bencana, yang pertama pencegahan, kesiagaan/kedaruratan bencana dan pasca kejadian bencana.
Sementara itu, Dandim 0833 Kota Malang Letkol Inf Tommy Anderson dalam rakor ini juga menambahkan, apel pada Sabtu 11 Januari 2020 di Lapangan Rampal, diharapkan menjadi titik awal penguatan kolaborasi.
“Diharapkan dari sana (Apel gelar kesiapan personel dan doa bersama) akan banyak interaksi, informasi dan kegiatan lanjutan menyiapkan kita jika betul-betul terjadi bencana,” ujarnya.
Kepala BPBD Kota Malang Ali Mulyanto menambahkan, perlu dukungan semua elemen akan suksesnya apel gelar kesiapan personel dan doa bersama dalam rangka penanggulangan bencana hidrometeorologi di wilayah Kota Malang Tahun 2020.
Perlu diketahui, sekitar 60 orang perwakilan dari ormas, relawan, pramuka, linmas, kelurahan, Satpol PP, Polresta, Yonmek 512/QY dan Kodim mengikuti rakor. Pembahasan terutama menyiapkan personil dan peralatan yang diperlukan dari seluruh stakeholder untuk dapat siap siaga mengatasi ancaman bencana hidrometeorologi.
Menurut data kejadian bencana yang dicatat oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang dalam kurun waktu 2019, ada 223 kejadian dengan total kerugian sebesar 11,7 Milyar dan tercatat 25 fasilitas umum (fasum) yang rusak berat. Meningkatnya ancaman bencana hidrometeorologi di tahun 2020 sebagai akibat perubahan iklim yang ekstrem berdampak pada meningkatnya curah hujan dan angin kencang. (Der/Ulm)