MALANGVOICE – Pedagang kaki lima (PKL) yang berada di Kota Batu siap-siap menunggu giliran penertiban. Tepatnya di Jalan Sultan Agung, Jalan Diponegoro, Jalan Panglima Sudirman, dan lain sebagainya.
Namun, penertiban itu terkendala kurangnya personel dari Satpol PP sehingga harus menunggu anggota siap dengan jumlah yang cukup. Kemudian baru akan beraksi menertibkan PKL. Satpol PP Batu terakhir kali memberikan surat peringatan tahun lalu, kemudian surat tersebut akan diteruskan untuk ditindaklanjuti pada tahun ini.
Sekretaris Satpol PP M. Nur Adhim menyebutkan sasaran PKL itu nanti ada di beberapa tempat. Personel Satpol PP juga akan ditempatkan di titik tertentu yang sering menjadi tempat berjualan para PKL. Sehingga problem yang dirasakan yakni menganggu arus lalu lintas yang berujung pada kemacetan juga bisa diurai.
“Giliran mbak, satu persatu. Saat ini kami masih masa rekrutmen anggota baru. Setelah itu jika dirasa siap tim kami maka kami siap turun ke lapangan,” ujar Sekretaris Satpol PP M. Nur Adhim, Kamis (10/1).
Terkadang PKL tersebut diberi surat peringatan terlebih dahulu, mulai surat peringatan pertama, ke dua, hingga peringatan ke tiga. Jika mereka tidak segera meninggalkan lokasi berjualan, maka akan dengan tegas ditertibkan.
Dari pantauan MalangVoice, PKL yang berjualan di Jalan Diponegoro tersebut rata-rata berjualan aneka macam buah-buahan seperti apel, duku, jeruk, dan warung makanan serta minuman. Posisi berjualan yang sangat strategis berdekatan dengan lokasi arena trail, sehingga dimanfaatkan oleh banyak PKL untuk berjualan disana.
Pemkot Batu harus mengambil tindakan tegas, mendata setiap PKL yang berjualan, dan khusus hanya warga Kota Batu saja. Jika ada yang berjualan dan bukan warga Kota Batu maka tidak diperbolehkan untuk berjualan disana.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso menambahkan bahwa permasalahan PKL merupakan suatu permasalahan klasik di Kota Batu. Memang sudah ada rencana jika akan dibuatkan lahan khusus untuk PKL. Namun masih belum terealisasi. “Jika dijadikan masalah maka akan jadi masalah. Kami cari solusinya bersama-sama, apakah itu dibuatkan lahan khusus atau bagaimana,” tegas Punjul.(Der/Aka)