Di Rakernas Apeksi, Sutiaji Dukung Kerja Sama Antar Daerah

Sutiaji saat menghadiri Rakernas Apeksi 2018 di Tarakan. (istimewa)
Sutiaji saat menghadiri Rakernas Apeksi 2018 di Tarakan. (istimewa)

MALANGVOICE – Dirjen Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri RI, Soni Sumarsono, membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi), di Tarakan, Rabu (25/7).

Acara bersama perwakilan 97 wali kota setiap daerah itu mengusung tema “Penguatan Kerja Sama antar Daerah Dalam Mengoptimalkan Potensi Daerah”.

Plt Wali Kota Malang, Sutiaji, yang menghadiri langsung agenda tersebut menyatakan bahwa kerja sama antar daerah adalah keniscyaaan. Pasalnya tiap daerah memiliki karakteristik yang berbeda beda, masyarakatnya juga beragam, pun demikian dengan potensi yang dimilikinya.

“Oleh karenanya membangun networking menjadi keharusan, apabila ingin mengakselerasi percepatan pembangunan daerah maupun nasional,” kata Sutiaji dari rilis yang diterima MVoice.

Ditambahkannya, konsep sister city yang dulu lazim dilakukan di antara dua kota dan antar negara, kini sudah dan juga harus bertransformasi menjadi konsep sister city di antara kota-kota di Indonesia. Itu pula yang juga ditekankan pemerintah pusat dengan pergeseran kegiatan studi banding menjadi studi tiru, dalam koridor best practice dan ragam potensi mampu tersebar lebih kuat dan tajam.

Issue penguatan kerja sama antar daerah, pada rakernas ke – 13 Apeksi di antaranya dikonkretkan dengan program konektivitas antar aparatur wilayah (camat dan lurah) serta jejaring produk unggulan daerah.

Sutiaji menambahkan, ASN Kota Malang, selain core nya pelayanan (customer), juga harus mampu menjadi seorang promo marketing. Camat dan lurah harus mengenal potensi wilayahnya serta membangun networking. Secara faktual, warga migran Jawa merupakan etnis terbesar ke – 3 di Tarakan dan bertepatan panitia pusat serta lokal juga menekankan kerja sama dimaksud.

“Maka kami tekankan ini untuk dimaksimalkan serta dioptimalkan. Seperti sambutan dan pertemuan dengan warga Arema di Tarakan, juga saya minta mampu jadi inkubator produk produk Malang ke Tarakan. Tempe, semisal, ternyata juga diolah warga Malang, tapi belum termaksimalkan sementara peminatnya makin banyak di sini (Tarakan),” ujar Sutiaji.

“Pasca Rakernas, hasil networking dan koordinasi sesama aparatur, saya akan tekankan masing masing wilayah mampu membuat mapping produk yang dapat berbagi dengan daerah lain, bersifat mutualisme, saling menguatkan serta membangun kampung kampung Arema di daerah daerah lainnya sebagai inkubator produk produk kota Malang,” ia melanjutkan.

Kepada jajaran perangkat wilayah, Sutiaji juga menyampaikan beberapa point penting yang menjadi fokus utama pembahasan pada pertemuannya dengan Presiden RI, Joko Widodo di Istana Bogor hari Senin lalu.

Salah satunya adalah usulan adanya dana kelurahan, karena selama ini hanya desa yang memdapatkan dana hibah untuk digunakan sebagai dana pembangunan. “Insya Allah di 2019 akan ada dana kelurahan sebesar 1 milyar rupiah, namun karena kelurahan bukan OPD maka pertanggungjawabannya ada di tingkat kecamatan,” jelas Sutiaji.

Harapannya, lanjut Sutiaji, masing-masing kelurahan dapat memanfaatkan dana tersebut dengan baik untuk pembangunan di wilayahnya. “Peningkatan kualitas pelayanan publik juga menjadi fokus penekanan kami pada camat dan lurah se Kota Malang; karena jajaran camat dan lurah merupakan perpanjangan tangan pemerintah kota kepada masyarakat” tegasnya.

Sementara itu, Soni Sumarsono, mengatakan pentingnya kerja sama antar daerah. Bukan hanya antar kota karena merasa ikatan kelembagaan, namun juga dikuatkan kerjasama antara kota dengan kabupaten maupun antara kota dengan provinsi.(Der/Ak)