50 Disabilitas Kabupaten Malang Dilatih Membatik

Para disabilitas saat studi banding ke sentra produksi Batik Trinil 36, di Kota Probolinggo. (Istimewa).

MALANGVOICE – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Malang terus berupaya meningkatkan produksi batik tulis dengan memberikan pelatihan membatik kepada 50 orang perserta disabilitas.

Para disabilitas tersebut, juga diajak studi banding untuk melihat produksi batik di salah satu sentra produksi batik di Kota Probolinggo.

Kepala Seksi (Kasi) Pelatihan dan Produktivitas Disnaker Kabupaten Malang Lilik Faridah mengatakan, tujuan studi banding ke batik Trinil 36 ini supaya mereka mendapatkan teori dan bekal dalam memperdalam ilmu membatik.

“Batik Trinil 36 ini memiliki keunggulan dengan menggunakan pewarnaan alam, yang berasal dari daun dan bunga yang biasa ditemukan dilingkungan sekitar rumah,” ungkapnya pada awak media, Kamis (27/6).

Selain itu, lanjut Lilik, juga untuk mematangkan kerjasama antara Disnaker Kabupaten Malang, Lembaga Pendidikan dan Kentrampilan (LPK) Ganesha sebagai lembaga pelatihan batik, yang juga sebagai sentra produksi batik.

“Saat ini Disnaker telah bekerjasama dengan tiga pengusaha batik, yang salah satunya adalah Wiyono pemilik Batik Trinil 36. Diharapkan, nantinya hasil batik yang diproduksi para disabilitas ini dapat memberikan pendapatan atau penghasilan dari membatik, bahkan bisa mengurangi pengangguran di Kabupaten Malang,” jelasnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab LPK Ganesha Kepanjen, Naila Chamidah menyampaikan, dengan adanya kunjungan peserta batik dari disabilitas ke Kota Probolinggo telah membuat manfaat bagi peserta pelatihan. Sehingga dengan melakukan studi banding, maka para peserta bisa belajar secara langsung mengenai batik warna alam.

“LPK Ganesha juga memberikan pelatihan membatik kepada para disabilitas dengan warna alam atau pewarnaan sintesis. Sehingga dengan pewarna alam dalam membantik, maka hasilnya lebih bagus,” tandasnya.(Hmz/Aka)