25 November Diusulkan Jadi Hari Keris Nasional

Pembukaan seminar Keris Nusantara. (Lisdya)
Pembukaan seminar Keris Nusantara. (Lisdya)

MALANGVOICE – Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, Unggul Sudrajat mengapresiasi dan mendukung keputusan ditetapkannya hari keris nasional pada 25 November.

“Harus diperhatikan sebenarnya. Apalagi hari keris nasional, jika batik bisa kenapa keris tidak?,” ujar Unggul Sudrajat saat mengisi materi dalam gelaran seminar nasional keris nusantara di gedung Widyaloka Universitas Brawijaya (UB) Malang, Senin (15/10).

Bahkan, UNESCO menetapkan keris sebagai budaya Indonesia pada 25 November 2005 lalu. Lebih lanjut ia menyebutkan, jenis keris yang ditetapkan tersebut bukan jenis keris dari salah satu wilayah melainkan hampir dari seluruh Indonesia.

“Keris yang diusulkan itu bukan hanya Jawa, tetapi ada yang dari Sumatera, Nusa Tenggara, Sumatera, hingga Bali,” tambahnya.

Unggul pun mengatakan dipilihnya tanggal 25 November selain penetapan dari UNESCO, ternyata juga merupakan kelahiran baru paguyuban keris di Indonesia. Tak hanya itu, keris juga dinyatakan sebagai masterpiece dunia sejak 2005.

“Riset terbaru kami menyebutkan bahwa pasca pengakuan UNESCO, menumbuhkan sesuatu yang penting. Banyak paguyuban yang lahir, tercatat hampir 154 paguyuban yang muncul pasca pengakuan,” pungkasnya.(Der/Aka)