2022 Tanpa Virus Covid-19

Dzaky Ian Rusydi

*Oleh: Dzaky Ian Rusydi

Yakin 2022 tanpa Covid-19? Nyatanya bulan Desember kemaren Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus pertama Covid-19 varian Omicron di indonesia pada Kamis (16/12).

Petugas kebersihan yang bekerja di RSDC Wisma Atlet Kemayoran Jakarta menjadi orang pertama yang terinfeksi p;eh virus ini. Menkes merinci para petugas kebersihan pada Wisma Atlet dengan mengadakan pengambilan sampel rutin pada tanggal 8 Desember 2021. Hasil pemerikaan didapati 3 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Ketiga hasil sampel yang positif tadi selanjutnya dikirim ke Balitbakes untuk dilakukan WGS (Whole Genome Sequencing).

Hasil pemeriksaan tersebut sudah keluar pada tanggal 15 Desember dan hasilnya 1 dari 3 sampel tersebut terkonvirmasi positif varian Omicron. Varian virus corona Omicron kini telah di deteksi di 57 negara menurut organisasi kesehatan dunia. Varian yang pertamakali di laporkan oleh Afrika Selatan ini menjadi tambahan terbaru dalam daftar “Variant Of Concern”. Setelah Alfa yang pertamakali di deteksi di inggris, Beta di Afrika Selatan, Gamma di Brazil, dan Delta di India.

Apakah mungkin muncul varian baru di Indonesia? Jawabanya mungkin saja, karena varian virus corona muncul melalui proses mutasi. Hal itu terjadi ketika ada kesalahan pembacaanpada gen virus saat proses replikasi. Karena virus tidak memiliki mekanisme perbaikan selayaknya sel, semakin sering virus bereplikasi maka semakin besar kemungkinannya untuk bermutasi.

Suatu varian virus corona memiliki beberapa potensi untuk bermutasi pada gennya. “Ibarat sebuah mobil, spionnya ganti itu mutasi, lampunya ganti juga itu mutasi, kemudian velg-nya ganti, ada banyak yang berubah, maka ia berubah menjadi varian baru,” kata Prof. Tjandra Yoga Aditama, dosen pascasarjana di Universitas YARSI dan mantan direktur penyakit menular WHO Asia Tenggara.

Varian alfa, misalnya, yang pertama kali dideteksi di Inggris dan telah menyebar ke lebih dari 50 negara, memiliki mutasi yang disebut E484K – berarti asam glutamat (E) digantikan oleh lysine (K) pada posisi 484. Mutasi ini disebut meningkatkan kemampuan virus untuk lolos dari sistem imun, mengurangi efektivitas pengobatan tertentu. Varian lokal B.1.466.2 disebut memiliki tujuh mutasi, di antaranya N439K dan D614G. Adapun Omicron memiliki lebih dari 30 mutasi di protein spike (S) – sedemikian banyaknya, gen S jadi tidak terdeteksi dalam tes PCR (disebut S gene target failure atau SGTF) sehingga itu digunakan untuk mendeteksi varian tersebut.

Apakah vaksin berpengaruh pada COVID-19? Vaksin dibuat untuk mencegah penyakit covid tersebut. Vaksin COVID-19 adalah harapan terbaik untuk penularan virus corona pada Indonesia. Namun, banyak masyarakan awam yang belum mengerti manfaat dan dungsi dari vaksin ini, dan banyak yang mempertanyakan bagaimana cara kerja vaksin tersebut atau apa efek samping yang terjadijika kita melakukan vaksin tersebut.

Infeksi COVID-19 dapat menyebabkan komplikasi medis yang parah dan menyebabkan kematian pada beberapa orang. Tidak ada cara untuk mengetahui bagaimana virus corona ini mempengaruhi kondisi tubuh seseorang. Jika satu orang tertular COVID-19, maka akan mudah ia menularkan virus tersebut kepada keluarga, teman, dan orang lain di sekitarnya. Lantas, bagaimana vaksin COVID-19 bisa bekerja?

Faktanya mendapatkan vaksin COVID-19 maka bisa melindungi tubuh dengan menciptakan respon antibodi tubuh tanpa harus sakit karena virus corona. Dengan mendapatkan vaksin, kita juga bisa membantu melindungi orang-orang di sekitar kita dari virus corona. Terutama orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19.

Ada beberapa jenis vaksin yang sedang di kembangkan. Semuanya mengandung zat yang dapat meningkatkan system kekebalan, yang membuat tubuh mengenali dan melawan virus yang menyebabkan kita terkena virus corona. Terkadang Proses ini menimbulkan gejala seperti demem ringan. Gejala ini, biasanya sering di alami oleh orang yang selesai melakukan vaksin, ketika orang tersebut demam berarti orang tersebut normal dan sebagai tanda bahwa tubuh sedang membangun pelindung terhadap virus penyebab COVID-19 ini.

Kemenkes menargetkan bahwa Negara Indonesia menjadi Negara pertama di dunia yang keluar dari pandemic virus corona (COVID-19) dengan focus menurunkan laju penularan Covid-19 secara signifikan. Menurut saya pada 2022 ini berpotensi besar Indonesia sudah menjadi Negara yang terbebas dari covid 19. Tetapi pada akhir tahun 2021 negara Indonesia menemukan varian virus COVID-19 lagi. Indonesia juga berpotensi besar memiliki penularan virus yang sangat cepat.

Menurut saya Indonesia berpotensi besar dalam penularan virus ini karena banyak masyarakat awam yang mempertanyakan hasil dari pada vaksinasi covid-19 ini. Banyak masyarakat awam yang masih meragukan vaksinasi ini. Indonesia bias bebas dari virus corona ini jika masyarakat mematuhi anjuran pemerintah.

Anjuran tersebut meliputi memakai masker, membatasi ruang perkumpulan, dan vaksinasi. Tetapi banyak masyarakat Indonesia yang tidak mematuhi peraturan yang di rancang oleh pemerintah. Banyak masyarakat di Indonesia yang menginginkan virus covid-19 ini angkat kaki dari Negara Indonesia. Tapi, sebagian besar warga tidak mematuhi protokol kesehatan. Banyak warga yang menganggap bahwa dirinya merasa sehat dan sudah di faksin, tidak bias berpotensi terkena covid. Nyatanya virus covid-19 ini berperpotensi besar untuk terjadinya rantai penularan. Karena virus ini menyerang daya tahan tubuh kita, apabila tubuh kita tidak mampu menahan daya tahan maka virus ini berpotensi besar untuk berkembangbiak dalam tubuh kita. Oleh karena itu, menjaga kesehatan tubuh sangatlah penting agar kita terhindarkan dari virus COVID-19.

*Dzaky Ian Rusydi
Profesi: Mahasiswa Prodi. Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang