14 Kecamatan di Kabupaten Malang Waspada Banjir

Banjir yang melanda jalur Malang-Surabaya di depan Pasar Singosari (Istimewa).

MALANGVOICE – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan Impact Based Forecast (IBF), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan INARisk menganalisis potensi akan munculnya bencana.

Dengan adanya analisis tersebut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang terus melakukan upaya kesiapsiagaan terhadap potensi akan munculnya bencana.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan mengatakan, dalam analisis tersebut sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Provinsi Jawa Timur perlu diwaspadai akan potensi banjir, terutama di Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu, serta Kabupaten Madiun.

“Potensi bencana itu akan terjadi hari ini (18 April 2022). Itu peringatan keluar dari BNPB. Untuk kesiapsiagaan daerah. Jadi data info dari BMKG disandingkan dengan INARisk BNPB. Akan menghasilkan analisis tersebut yang digunakan untuk peringatan dini,” jelasnya

Berdasarkan analisis tersebut, di Kabupaten Malang tercatat ada 14 kecamatan yang dinilai perlu waspada, karena merupakan daerah dengan tingkat historikal banjir tertinggi berdasarkan DIBI (Data Informasi Bencana Indonesia), yakni Kecamatan Poncokusumo, Wajak, Bululawang, Kepanjen, Ngajum, Wagir, Pakisaji, Tajinan, Tumpang, Pakis, Jabung, Lawang, Singosari dan Karangploso.

“Melihat itu, BNPB meminta kepada setiap Pemerintah Daerah (Pemda) yang masuk ke dalam daftar tersebut untuk mengambil langkah antisipasi dan kesiapsiagaan,” jelasnya.

Untuk memantau kondisi terkini lapangan dan menyebarkan informasi peringatan (curah hujan, tinggi muka air) dan potensi wilayah terdampak, Sadono menjelaskan, BPBD melakukan koordinasi dengan stakeholder dalam penyiapan tim siaga bencana dan sumberdaya untuk mengidentifikasi tempat pengungsian termasuk infrastruktur pengungsian sesuai protokol kesehatan, mengidentifikasi kebutuhan logistik dan peralatan, memastikan alat peringatan dini berfungsi dengan baik, memastikan ketersediaan rambu dan jalur evakuasi.

“Kalau Malang kan statusnya masih siaga. Jadi ya tetap terbangun untuk keseiapsiagaannya terhadap peringatan dini itu,” imbuh Sadono.

Selain itu, Sadono mengimbau kepada masyarakat untuk mengambil langkah antisipatif dan siap siaga dengan menyiagakan tim siaga bencana sendiri dengan menyimpan barang penting ke tempat aman, membatasi aktivitas di luar rumah, jika berada di luar rumah hindari pohon besar, baliho, dan saluran air/ gorong-gorong, menyiapkan tas siaga (makanan, minuman, obat, uang, pakaian, dokumen berharga dll), tetap melakukan 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan dengan sabun).

“Masyarakat juga diimbau untuk memantau kondisi terkini lapangan, dan melakukan koordinasi dengan aparatur Desa, dan juga mempersiapan untuk evakuasi,” imbauannya.(der)