Tugas Akhir Lukisan Mahasiswa Ini Diinspirasi Kasus Munir

lukisan Munir by Erwin (anja)

MALANGVOICE – Erwin Saputra (22), mahasiswa prodi Seni Rupa Murni Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) Malang, memamerkan karya untuk tugas akhir studinya.

Menariknya, sejumlah lukisan yang dipajang hingga pada 29-31 Juli menggambarkan sosok pejuang HAM. Ada Marsinah, Wiji Thukul dan Munir.

“Mereka menjadi inspirasi lukisan-lukisan saya,” jelas mahasiswa semester delapan ini.

Karena itu, tugas akhirnya diberi judul ‘Kasus Pelanggaran HAM yang Belum Terselesaikan sebagai Ide Penciptaan Karya Seni Lukis’.

Munir2Menurut dia, hingga kini kasus mereka belum terungkap, bagai benang kusut. Benang kusut itu ia jadikan inspirasi metode pelukisannya, menggunakan dominasi warna hitam dan putih. Goresan-goresan putih itu kemudian tersusun menjadi wajah pejuang HAM itu.

Di lukisan itu ada tangan hitam menutup mulut, hidung dan sebagian kecil mata aktivis HAM itu. Di bagian kiri bawah ada potongan tangan warna merah, seperti memegang seutas benang.

Muni3Jika benang itu terus ditarik, maka akan terhubung dengan wajah Munir. Wajah itu dibuat seperti rangkaian benang yang ruwet.

“Ada tangan dengan warna merah itu jadi lambang perlu ada keberanian, harus ada yang mengurai,” jelas mahasiswa Bidikmisi ini.

Menurut dia, sebagai perupa, dia prihatin dengan hal itu. Dengan tugas akhir ini, dia mungkin bisa mengingatkan orang dan negara, bahwa ada kisah yang belum terselesaikan.