Sarasehan di IBU, dari RUU Kebudayaan Hingga Rokok Kretek

Sarasehan Budaya di IBU
Sarasehan Budaya di IBU

MALANGVOICE – Sarasehan Toleransi Lintas Budaya di IKIP Budi Utomo (IBU) Malang berlangsung menarik. Beberapa hal aktual dunia kebudayaan dibahas Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Ridwan Hisjam, dan Rektor IBU, Dr Nurcholis Sunuyeko, serta civitas akademika kampus, dengan gayeng.

Salah satu bahasan yang menjadi daya tarik peserta adalah soal Rancangan Undang-undang (RUU) Kebudayaan yang saat ini tengah digogok di DPR RI. Salah satu pasal yang dimasukkan dalam RUU itu adalah rokok kretek yang dijadikan salah satu warisan leluhur.

Sayangnya hal itu menjadi polemik, hingga menyebabkan pro dan kontra di masyarakat. “Rokok kretek ini peninggalan kebudayaan, tapi sayangnya ada pro dan kontra dalam pembahasannya,” kata Ridwan Hisjam.

Ridwan juga mengaku terkejut, saat para budayawan dan seniman menolak adanya Undang-undang Kebudayaan, karena mereka menganggap pemerintah akan turut campur dalam dunia itu.

“Saya jelaskan pada para budayawan dan seniman, jika ada undang-undang itu, maka akan ada anggaran bagi para seniman dan budayawan, karena untuk mengeluarkan anggaran butuh dasar hukum,” imbuhnya.

Dijelaskan juga, permasahalan kebudayaan sangat luas, karena hingga saat ini belum ada satu definisi yang menjelaskan hal itu secara  menyeluruh. “Para profesor di bidang kebudayaan masih berbeda pendapat ketika disuruh menjelaskan masalah kebudayaan,” ungkapnya.

Politisi Golkar itu juga menerangkan bahwa budaya bahari atau laut perlu digerakkan kembali, karena jika dirunut dari sejarah yang ada, nenek moyang nusantara sangat piawai dalam bidang itu.

“Karena itu salah satu program Pak Jokowi adalah meningkatkan dan mendayagunakan laut, dan itu sangat berhubungan dengan budaya bahari,” tandasnya.

Komisi X DPR RI kini tengah mendorong lahirnya UU Kebudayaan, karenan nantinya bisa mendorong tumbuh dan kembangnya perekonomian di masyarakat, khususnya para seniman dan budayawan.

Sementara itu Rektor IBU, Nurcholis Sunuyeko, menegaskan, definisi budaya itu memang sangat sulit disatukan. Namun, lebih dari itu, sambung dia, kebudayaan merupakan permasalahan yang sifatnya sangat halus, sehingga perlu penanganan spesifik.

“Berbicara budaya, maka tak lepas dari Bhinneka Tunggal Ika, karena ada banyak macam kebudayaan di Indonesia, namun semua harus merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa kita,” kata Nurcholis.