Pemuda Harus Jadi Garda Terdepan Mempertahankan Budaya

Dwi Cahyono. (deny)

MALANGVOICE – Pendiri Yayasan Inggil, Dwi Cahyono, yang menjadi pemateri dalam workshop kebudayaan dan permuseuman, berharap anak muda jadi garda depan mempertahankan budaya lokal. Tetapi semua itu harus ada praktik dan tugas yang jelas.

“Kalau hanya workshop saja, pasti cepat selesai. Harus ada tugas dan diberi batas waktu, kemudian dievaluasi,” katanya.

Bagi Dwi, di Kota Malang, berpotensi memiliki banyak museum karena dihuni berbagai tempat bersejarah, seperti Kantor Pos Alun-alun Merdeka, Hotel Pelangi dan sebagainya. Bagi Dwi, museum adalah pusat pergerakan.

“Sayangnya di Indonesia kesadaran itu masih kurang. Ini yang harus diketahui pemuda, terutama duta budaya,” lanjut anggota Asosiasi Museum Indonesia (Amida).

Selain itu, harus diketahui lagi, kata pendiri festival Malang Tempo Doloe (MTD) itu, museum apabila disalahgunakan bisa berbahaya. Karena jadi sarang penjahat untuk mendapatkan barang langka dari suatu tempat tanpa pemeriksaan.

“Ada yang mengaku pendiri museum terus pesan barang langka, ternyata digunakan pribadi, kan bahaya,” tandasnya.